Sunday, February 28, 2021

Terapi Sex Dengan Dokter Cantik

 


LASKARQQKata orang, akulah orang yang paling bahagia di dunia, Bayangkan tinggal di Surabaya yang disebut-sebut merupakan kota besar kedua di Indonesia dengan uang banyak, memiliki puluhan perusahaan dan cabang- cabangnya di seluruh Indonesia, isteri cantik dan sexy, dan semua orang mengenalku dengan baik.

Tapi dalam hati kecilku, aku merasa ada sesuatu yang kurang. Setelah menikah kurang lebih 3 tahun, kami belum dikaruniai anak. Memang kelemahannya ada pada diriku.  Walaupun aku ganteng dan berbadan tinggi besar dan tegap, aku selalu mengalami kegagalan saat berhubungan intim dengan isteri. Ya, sekitar dua tahun sebelum kami menikah, aku mengalami kecelakaan lalu lintas.

Motorku ditabrak dari belakang oleh sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dan berusaha mendahului motor yang kukendarai. Saat itu ternyata ada mobil yang muncul dari arah berlawanan,  sehingga untuk menghindari “adu kambing” truk itu membanting activity ke kiri dan menabrak motorku. Aku terjungkal dan terbanting ke aspal di siang bolong. Untunglah aku tidak cedera.

Hanya kedua tanganku sedikit tergores dan pantatku sakitnya bukan main. Rupanya aku jatuh terduduk di pinggir jalan aspal dekat trotoar jalan. Seorang bapak yang ikut menyaksikan kecelakaan itu segera memapahku berdiri dan membawaku ke rumah sakit terdekat.

Sejak itu, jika aku berhubungan intim dengan Lilian, isteriku, aku selalu tidak dapat melaksanakan tugasku dengan baik.  Penisku tidak bisa berdiri. Kadang bisa berdiri tapi sebentar belum juga masuk dengan pas.. eh.. sudah menyemprotkan cairan mani.

Beberapa dokter telah kudatangi. Tapi kesembuhanku belum juga muncul. Tadinya muncul ide agar aku mencoba-coba untuk “jajan” di lokalisasi. “Ah..” pikirku lagi, “Nanti malah kena AIDS atau HIV. Lebih repot lagi kan?”

Nah, suatu hari aku mendengar dari teman karibku, Hartono, bahwa di Jakarta katanya ada seorang dokter spesialis yang bisa menyembuhkan kelainan-kelainan seks dengan biaya terjangkau dan tanpa efek samping.  Lalu dengan persetujuan isteriku, aku pun mengambil cuti selama seminggu untuk berangkat ke sana.

Karena punya sanak famili yang tinggal di bagian barat Jakarta, aku pun tanpa kesulitan menemukan dokter yang kucari. Tempat prakteknya ternyata terletak di lantai 18 sebuah apartemen mewah di pusat kota. Aku tadinya merasa deg-degan dan agak malu untuk naik ke sana.

Bagaimana kalau dokter itu menyarankan yang tidak-tidak kepadaku? Lalu.. apakah hasilnya akan maksimal seperti yang kuharapkan? Berbagai pertanyaan lain terus saja bergema dalam hati kecilku.

Namun bila kuingat raut wajah Lilian yang cemberut dan penuh kekecewaan bila penisku tidak bisa tegang atau baru masuk ke permukaan vaginanya, aku sudah ejakulasi.. wah.. lebih baik aku mencoba saja ke sana deh, siapa tahu ada mujizat yang terjadi. Benar kan?

Saat aku sampai di ruangan kantor yang amat mewah itu, kulihat seorang gadis cantik yang masih berumur sekitar 22-23 tahun sedang menulis sesuatu dan kemudian memandangku dengan ramah. “Mau ikut terapi, Pak?” ia bertanya dengan seulas senyum di bibirnya yang mungil.

“Ya, maaf.. Dokternya ada?” tanyaku ragu-ragu. “Hari ini kebetulan Dokter Amy Yip sedang tidak ada pasien..” ujarnya. “Dokter Amy Yip… Kok kayak nama bintang blur mandarin sih, Mbak… apa ia berasal dari Hongkong?”

“Betul sekali…  Memang namanya Yip Chi Mei, ia seorang dokter spesialis terapi seksual asal Indonesia lulusan Hongkong Medical College… dan ia lebih suka dipanggil dengan nama Dokter Amy Yip.” katanya memberi penjelasan.

Setelah mengisi formulir yang berisi data-data pribadi, aku langsung diantar ke tempat prakter dokter itu. Gadis yang belakangan kuketahui bernama Sally itu kemudian mengetuk pintu ruang praktek Dokter Amy Yip. Pintu pun dibuka dari dalam. Benar saja dugaanku. Di sana berdiri seorang wanita cantik mengenakan blazer hitam dan berumur sekitar 30 tahun. Ia berambut ikal sebahu. Oh ternyata ini dokternya!

“Maaf Dok… ini ada Bapak Kuntoro dari Surabaya ingin ikut terapi… ini data-data lengkapnya.” ujar Sally sambil memberikan formulir yang sudah kuisi dan mempersilakan aku masuk ke kantor itu.  Sally pun berjalan kembali ke meja kerjanya di depan ruangan itu. “Silakan masuk, Pak…” ujar dokter cantik itu. “Baik, terima kasih.” jawabku singkat.

Setelah kami duduk di dalam ruang praktek itu, Dokter Amy Yip kemudian mulai menanyakan beberapa hal yang amat pribadi padaku. Karena kupikir ia seorang dokter yang harus tahu benar keadaan dari kehidupan seks rumah tanggaku, termasuk bagaimana aku berhubungan intim, aku pun membeberkan semuanya.

Salah satu pertanyaannya adalah, “Kira-kira Bapak bisa tahan berapa absolutist dalam berhubungan intim dengan isteri?” atau, “Gaya apa yang paling Bapak sukai bila berhubungan intim dengan istri?”

Mendengar semua jawabanku, ia pun mengangguk-angguk tanda mengerti. Lalu dengan sorot mata tajam ia memandangku serta berkata, “Pak Kuntoro, saya rasa sebaiknya kita bisa mengadakan terapi seks sekarang juga.

Di sebelah sana ada ranjang yang bisa Bapak gunakan untuk itu… Di sana saya akan menguji ketahanan Bapak untuk tidak berejakulasi selama beberapa menit… kalo memungkinkan nanti kita bisa berhubungan intim guna proses penyembuhan lebih lanjut. Gimana Pak.. apa Bapak setuju?” “Wah… ini toh yang namanya terapi seks. Kalau begini sih pasti aku mau sekali,” pikirku dalam hati.

Tanpa pikir panjang lagi aku menyahut, “Baiklah… Terserah Dokter saja, gimana baiknya…” Dalam pikiranku tiba-tiba muncul bayangan gimana kira-kira bentuk tubuh Dokter Amy Yip ini nanti kalau ia telanjang.  Pikiran seperti ini langsung saja membuat penisku tiba-tiba menegang dan keras.

Kemudian kami berjalan menuju ranjang terapi yang dimaksud. Setelah aku duduk dengan bersandarkan bantal, dokter cantik itu duduk dengan santai di hadapanku. Ia kemudian dengan sengaja membuka semua baju luarnya.

Akhirnya yang tertinggal hanya BH dan celana dalamnya. “Pak Kuntoro, silakan Bapak meraba-raba saya… terserah Bapak mau meraba bagian tubuh saya yang mana… nanti kita lihat berapa menit waktu yang Bapak perlukan untuk ejakulasi…” perintahnya.  Tentu saja aku mau melakukannya dengan senang hati. Wong yang di depanku, tubuh dokter itu begitu mulus dan putih.

Payudaranya saja begitu menonjol ke depan. Mungkin ukuran 36B, seperti hendak meloncat keluar dari penutupnya. Dengan pelan kuelus wajah dokter itu, lalu lehernya yang jenjang. Kemudian tangan kananku turun ke bukit kembarnya. Kuraba pelan dan kuremas-remas. Lalu tangan kiriku bergerak menuju CD-nya. Namun, sekonyong-konyong ada sesuatu yang mau meledak dalam tubuhku. Aku buru-buru menghentikan rabaan-rabaanku.

Aku berusaha segera membuka celana panjang yang kukenakan. Namun terlambat sudah. Penis andalanku sudah menyemprot dengan derasnya. Aku hanya bisa mengepalkan tangan sambil menutup mata. “Sialan!” ujarku.  Celana panjangku terutama di bagian pangkal paha tentu saja basah tidak karuan.

“Cuma dua menit kurang 25 detik… saya rasa keadaan ini masih bisa disembuhkan, Pak… Sebelumnya ada pasien saya yang lebih buruk keadaannya… asal Bapak mau telaten berobat tiap hari ke sini…” Dokter Amy Yip menimpali setelah melihat arloji yang dikenakannya.

Hari itu terapi seks yang harus kujalani selesai sudah. Setelah mengenakan pakaiannya kembali dan kami kembali duduk di meja kerjanya, dokter itu lalu berkata, “Mohon diingat ya, Pak… apa yang kita lakukan barusan hanyalah sebatas untuk terapi… bukan untuk dilakukan di luar jam kerja saya…” Oh, aku mengerti maksudnya.

Ia tidak mau kuajak kencan di luar praktek terapinya. Itu peraturannya. Ah tidak apa-apa bagiku. Toh aku orangnya setia pada isteriku. Walau Lilian lebih galak dari dokter ini, namun ia kan isteriku dan mantan pacarku. Iya kan?

Keesokan harinya, masih dengan terapi yang sama. Cuma Dokter Amy kini tidak mengenakan BH. Benar adanya, kedua bukit kembarnya itu begitu besar, kencang dan amat menantang. Putingnya berwarna merah kecoklatan seperti tegak siap untuk disedot.

Ia berkata, “Silakan Bapak mau meremas atau mengulum atau menjilat payudara saya… terserah… saya hanya ingin tahu Bapak bisa tahan berapa absolutist untuk tidak ejakulasi.” Tanpa menunggu perintah selanjutnya, aku langsung saja meraba dan meremas kedua bukit kembarnya. Kemudian kuarahkan mulutku untuk merasakan nikmatnya payudara itu.

Aku menghisap, menjilat dan mengulum putingnya. Ia tampak merem-melek menikmatinya. Ternyata dua menit berlalu. Dan kembali aku mengalami ejakulasi. Spermaku tersemprot hebat.

Untunglah kali ini aku masih sempat membuka reitsleting celanaku dan mengarahkan penisku yang sudah tegang dan membesar itu ke ember khusus untuk hasil sperma terapi. “Dua menit lebih 5 detik… hari ini ada peningkatan, Pak…” jawabnya sambil menyunggingkan senyum setelah semuanya selesai.

“Besok kita lanjutkan lagi. Jangan kuatir, Pak… Perkiraan saya pada hari keempat nanti… waktu Bapak untuk tahan tidak ejakulasi pasti lebih dari sepuluh menit. Saya jamin, Pak.” Lalu hari itu kami pun berpisah.  Aku pulang ke auberge tempatku menginap dengan berbagai pikiran tentang harapan kesembuhan selanjutnya yang akan kualami serta terapi apa yang akan dilakukannya besok terhadap diriku.

Hari ketiga… Kali ini kami berdua benar-benar telanjang bulat. Dokter Amy kini yang mengambil inisiatif. Ia sengaja yang membuka pakaian yang kukenakan sampai aku benar-benar bugil. Lalu kemudian ia membuka pakaiannya sendiri.

Saat ia melakukannya, matanya tak lepas dari memandang senjataku. Entah apa yang ada di benaknya. Yang pasti saat itu senjataku belum tegang bahkan hingga ia membuka CD-nya. Ketegangan dalam diriku mungkin sedikit banyak tidak membantu dalam merangsang penis yang kumiliki.

Lalu ia duduk di pinggir ranjang. Kali ini dengan sengaja ia meraih senjataku lalu dikocok-kocoknya dengan pelan tapi pasti. Sementara tanganku diperbolehkan meraba apa saja yang ada di tubuhnya.

Setelah kocokannya mulai menampakkan hasil, ia pun menunduk dan mengarahkan penisku ke mulutnya. Dengan telaten ia menjilat, menghisap dan mengulum penis ajaibku. Wah… hampir saja aku ingin ejakulasi.  Tapi aku berusaha untuk menahannya sebab aku ingin mengetahui rasanya bila ia terus mengobok-obok penisku.

Ia lalu menyuruhku untuk mengubah posisi. Kini aku disuruhnya untuk menghisap klitorisnya, sedangkan ia dengan penuh semangat terus menghisap dan menjilat-jilat penisku. Karena tidak tahan menghadapi kuluman dan hisapan mulutnya, aku terpaksa harus melepaskan sesuatu yang seperti akan meledak dalam diriku.

Dan benar.. “Crot.. crot.. crot.. crot..” Dengan derasnya maniku tertumpah di dalam mulut dokter itu. Entah sengaja atau tidak, Dokter Amy Yip tidak mau melepaskan penisku dari mulutnya.  Wah..! Setelah semprotan maniku habis, dan penisku dibersihkan dengan tisu di tepi ranjang, kembali ia memberikan evaluasi terapi yang kujalani. “Lumayan…” katanya sambil melirik jam tangan.

“Sepuluh menit lebih dua detik… Bapak pasti akan sembuh… Saya rasa pada terapi kita yang terakhir akan benar- benar terbukti bahwa kondisi ketahanan penis Bapak untuk tidak terlalu cepat berejakulasi saat berhubungan intim adalah normal- accustomed saja. Bagaimana, Pak… apa Bapak mau melanjutkan terapi yang terakhir besok?”

Tentu saja aku mau melanjutkannya.  Wong disuruh berhubungan intim dengan chargeless saat terapi, siapa yang nggak mau? Aku pun kemudian mengiyakan sarannya itu. Seperti yang kuduga ternyata keesokan harinya Dokter Amy Yip tidak lagi mengenakan apa-apa di balik baju prakteknya.

Aku pun segera membuka semua pakaianku. Lalu dengan ganas kuserbu tubuhnya yang sudah berbaring menantang di atas ranjang. Pertama kucium keningnya, lalu turun ke bibir, pipi, leher hingga payudaranya yang amat kenyal itu. Di sana kujilat dan kupelintir putingnya yang merah kecoklatan. Ia pun merem-melek.

Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri. Kemudian kepalaku bergerak menuju pangkal pahanya.  Di sana kembali kujilati bibir vagina dan klitorisnya. Kujulurkan lidahku ke dalam vaginanya sambil tangan kananku terus meremas-remas payudaranya.

Setelah beberapa menit, ternyata penisku sudah berdiri tegang dan mengeras.  Tanpa menunggu diperintah lagi, kuarahkan penisku ke liang kewanitaannya. Dengan sekali sentak, masuklah penisku dengan mudahnya.

Rupanya ia sudah tidak perawan. Tanpa susah payah aku terus menggenjot dan memompa penisku agar bisa benar-benar memuaskan dirinya. Saat itu aku lupa segalanya, terapi, isteriku yang sedang menunggu dengan harap cemas di Surabaya, pekerjaan di kantor yang menumpuk, dll.

Pokoknya kesempatan ini tidak bisa dilewatkan.  Sementara itu Dokter Amy Yip terus saja menggoyang-goyangkan pantatnya dengan lembut. Ia mencoba untuk mengimbangi serangan gencarku.

Sekitar lima belas menit berlalu. Dan tiba-tiba saja perasaanku seperti melayang. Aku merasakan kenikmatan luar biasa. “Aku ingin keluar, Dok… sebaiknya di dalam atau…” tanyaku di tengah-tengah kenikmatan yang kurasakan.

“Di dalam saja Pak… biar nikmat…” jawabnya seenaknya.  Rupanya ia pun akan mengalami orgasme. Dan benar, beberapa saat kemudian ia orgasme. Kemaluanku seperti disemprot dalam liang vaginanya. Sementara itu spermaku pun dengan derasnya mengalir ke dalam liang vaginanya.

Aku pun akhirnya jatuh tertidur di atas tubuhnya. Ternyata dokter itu masih ingat bahwa apa yang kami lakukan adalah terapi. Ia segera melirik arlojinya dan segera membangunkanku.

“Lima belas menit sepuluh detik… selamat Pak Kuntoro… kondisi Anda kembali normal… bahkan sangat normal..” ujarnya sambil mengenakan pakaiannya kembali dan menyalamiku.  Aku yang baru saja keletihan melayani nafsu seksnya dengan cara berhubungan intim tentu saja tertegun. Lima belas menit? Wah hebat. Aku sembuh, Lilian! Aku sembuh! Hampir saja aku meloncat-loncat.

Setelah membereskan semuanya, aku pun segera pulang ke Surabaya malam itu juga. Betapa bahagianya aku sekarang. Pasti Lilian akan gembira menyambut kesembuhanku.  Dan benar dugaanku.

Saat ini sudah tiga bulan kejadian itu berlalu. Lilian pun mulai menunjukkan tanda-tanda kehamilan.  Menstruasinya sudah terlambat seminggu. Demikian lah Cerita Seks Terapi Seks Dengan Dokter Cantik oleh Cerita sex hot

CERITA DEWASA | CERITA NIKMAT | CERITA ENAK | KUMPULAN CERITA DEWASA BERGAMBAR LASKARQQ | LASKARCASINO | BANDARQ | BANDAR POKER | BANDAR66 | POKER | DOMINO99

Cerita Sex Ngentot Dengan Calon Mempelai Yang Ganteng


 LASKARQQHello guyss…aku mau cerita lagi nih,

ini mungkin sebuah pengalaman gila yang pernah aku lakuin..baru aja terjadi tadi pagi..

jadi ceritanya, aku dan suami ada di surabaya untuk menghadiri nikahan salah satu saudara perempuan dari suamiku

kami sekeluarga dikumpulkan di sebuah hotel mewah di surabaya,
seperti biasa karna aku kebagian bertugas penerima tamu, maka pagi-pagi banget aku sudah harus dandan sebelum ijab kabul jam 9 pagi

dari jam 4 pagi aku dan tante2 dan budeku sudah sibuk dandan termasuk mempelai wanita, aku liat cantik sekali dia, sekitar jam 6 pagi aku selesai dandan, walau tak heboh2 banget, karna jujur aja aku males untuk terlalu menor berdandan..sebeneranya aku bisa juga untuk dandan sendiri, cuman karna sudah disiapkan oleh keluarga ya sudah aku nurut aja

dengan hanya menggunakan daster tipis, aku pamit karna mau balik ke kamar untuk sekadar membilas badanku,dan bersiap2 untuk pake baju, sambil kebelet pipis aku sediit berlari keujung kamarku…aku ketok2 pintuku tak ada yang jawab, dan aku lupa bawa HP,

“honey..honeyy” aku gedor pintuku, tak ada jawaban juga, mungkin antara dia turun sarapan di bawah atao masih molor…

aku coba ketok sekali lagi, masih tak ada jawabn, ya sudah aku berencana mau balik lagi ke ruang dandan untuk pinjam HP, agar bisa menelpon suamiku.

pas aku mau balik, ternyata dari kamar sebelah ada yang manggi :

“mbak selly…kenapa mbak?”..ternyata dia adalah yudi calon mempelai pria yang ternyata kamarnya persis di depan kamarku

“ehh..yud, disini toh, iya nih mbak ga bawa kunci sama HP, aku ketok2 kayaknya ga ada orang”..jawabku
” oh ya udah mbak, tell dari sini aja” kata yudi

“ok..”, aku pun masuk kekamar yudi..
“eh yud, aku numpang pipis yaaa..”
“silahkan mbak..”

abis selesai pipis, aku kemudian berkaca dan berkata dalam..”wah aku dasterku sexy juga yaa..” hihihii..
keluar dari kamar mandi, aku liat yudi sedang merokok…

“cieehh yang mau kawin..stress ya ?” candaku
“lumayan mbakk…” jawabnya

yudi pria blasteran ini terlihat ganteng banget, dan dia cuman pake boxer dan kaos oblong..

“oh kok kamu dikamar sendirian sih?..orang tua kamu mana?”
” ada mbak, di kamar XXX, ini kan kamar buat belah duren nanti malamm…” jawab yudi sambil tertawa..

“ahh udah latihan belum yud?” candakuu….
“hahaha mbak selly bisa aja,…”

kemudian aku coba telpon roomku tidak ada yang ngangkat, terus HP suamiku juga ga diangkat, ahh pasti dia lagi berenang

“kayaknya suami mbak lagi berenang nih yud..”
“oh ya udah tunggu sini aja mbak, gpp kok..” kata yudi

akhirnya kita pun ngobrol2 berdua sama yudi, mengenai persiapan perkawinan mereka.., karna aku duduk di kasur dengan daster mini, mungkin berapa kali yudi menatap CD ku,,hehehe, dan jujur aja jadi aga horny juga aku

waktu masi menunjukan 06.30
“eh yud, kamu ga siap2 mandi?..dikit lagi ijab kabul lohh..”
“iyaa mbak, tadi mau mandi tapi nemenin mbak selly..”

pas dia berdiri dari tempat duduknya, keliatan deh burungnya nonjol ..hihihih

“yud..itu kok nonjol” goda aku
“hihihihi..aduhh iyaa mbak ga sabar belah durenn…” kata yudhi

hahaha, coba sini mbak selly liat duluu, udah bisa belum dibuat belah duren
“hah ?” yudi kebingungan

“iyaa sini coba liat dulu…” sambil aku tarik celana yudi, yudi pun bingung
aku turunin boxernya dan keliatan lah burungnya, lumayan besar

“wahh gede juga nih yud punya kamu…” hihihihi
“ihh mbak sellyyy…” dia pun kebingungan..

dan kemudian aku tutup lagi boxernya…”dah sana mandi yud..” jawabku
aku liat mukanya antara bingung dan mupeng hihihihi..

“ayoo kenaapa kok bengong situ ?”. godaku..

yudi pun tanpa basa basi, langsung menurunkan boxernya lagi, dan menabrak diriku..

“uhh mbakk…aku horny banget…,” sambil mencoba membuka dasterku
aku karna horny juga, hanya bisa pasrah aja ketika dasterku kebuka, dan yudi mulai menciumi teteku..

“ahhh ahhhh…” yudd teruss yudd …kemudian yudi pun membuka CD ku, dan melibas vaginaku,..

“aghhh…ahhhhh”…aku mengerang keenakan ketika lidah yudi bermain di memeku,
“cepett..yudd cepetttt…nanti kamu telat lohhh…”

tanpa basa basi yudi melebarkan pahaku, dan mengarahkan kontolnya di memeku dan kemudian…
“blesss….ahhh yuddd kontol kamu enakk…, terus yudd..”
“ahh enak mbakk…ahhh….”

yudi makin mempercepat goyangannya ,”plokk..plokkk,,” bunyi kontol yudi
“mbakk..aku mau keluar…”…kemudian langsung aku tahan,
wahh jangan cepet2 yudd, santai dulu, hihihi…, aku dorong badan yudi, supaya dia ga keluar, aku balikin badannya
” rilex yaa yud…”, kemudian aku kulum pentil yudi, dan aku jilatin semua badannya…,
“ahh..mbak selly…”

kemudian aku kebawah, dan mulai mengulum kontolnya…,”slurppp..sluprrr…”
“uhh mbakk..mbakkk…”
aku terus jilatin batang kontolnya, dan buah zakarnya…
“ahhh..mbakk…enakk,,.” yudi dengan kasarnya mendorong kepalaku agar lebih cepat mengulum kontolnya…

dan akhirnya kita berganti posisi ke 69, dengan ganas yudi menjilati memeku..
“ahh..yudd..gimanaa, enak ga?”
“enakk bangett mbakk…”…

selesai 69, aku bilang ke yudi…”keluarin ya yudd…didalem juga gpp..”
kemudian yudi membalikan badanku, untuk ber-doggie style…”bless…ahh mbakk..” ,dengan tempo cepat yudi menggoyanga pantatku sambil kedua tangannya memegang payudaraku…

“ahh..ahhh..mbakkk..aku keluarrr…”…”croott..crrotttttt….” sperma yudi membasahi memeku…,

uhhh mbakk selly…makasihh yaaa…
aku hanya tersenyum..”dah sana mandi, mau married kok masih nge-sex sama orang lain” hihihhi..candaku
yudi hanya senyum2.., sambil ambil handuk ke kamar mandi…

waktu jam 7.30, kira2 setengah jam aku ML sama yudi, aku coba telpon HP suamiku dan kamar, ternyata masih belum jawaban..

“kringg..kringgg..kring” ternyata telpon kamar ini berbunyi..aku coba angkat
” haloo …” jawabku
” lohh ini siapa, salah sambung ya?” terdengar adalah putri, calon istri yudi..
” putt..haii, ini aku mbak selly, yudi lagi dikamar mandi, aku lagi nunggu disini ternyata kamar yudi seberangan sama kamar aku, tapi kunci kamar mbak lagi sama suami”..

“ohh mbak selly,,ya ga papa mbak, nanti putri telpon lagi..”

kemudian aku tutup telponnya, terdengar yudi lagi mandi sambil nyanyi2…

dan aku pun ikutan masuk…” ciee girang banget yang mau belah durenn…”
“hihihi iya mbakk, apalagi abis latihan belah duren sama mbak sellyy..” jawabnya

“minggir yudd..mbak selly ikutan mandii yaa…”

dan yudi pun menggeser badannya agar aku bisa ikutan mandi ….

jam 09.00 , yudi dan putri pun mengucap ijab kabul disaksikan seluruh keluarga dengan lancar…

CERITA DEWASA | CERITA NIKMAT | CERITA ENAK | KUMPULAN CERITA DEWASA BERGAMBAR LASKARQQ | LASKARCASINO | BANDARQ | BANDAR POKER | BANDAR66 | POKER | DOMINO99

Saturday, February 27, 2021

Kisah Sex Main Dengan Ibu Guruku Yang Bahenol


LASKARQQ -  “Eh cuy liat tuh bu Aida, bodinya buju buset dah gitar spanyol” kata Rian temanku yang paling tengil sambil meliukkan tangannya membentuk gitar bayangan di udara setelah bu Aida masuk ke ruangan guru.  Cerita Dewasa ini berawal dari Ucapan Rian dan ekspresinya sontak membuat kami tertawa, kenyataan memang guru Bahasa Inggris kami itu memiliki body super sexy, pinggang yang langsing dan perut yang rata, payudara yang besar menonjol bulat dari dalam kemejanya, serta kulit putih mulusnya yang begitu terawat, pastinya akan membuat mata lelaki tak henti memandangnya.  

“Kalo gua mah suka liat wajahnya cuy, matanya yang agak sipit itu terus hidung yang mancung, dan yang paling gak tahan bibirnya yang tipis pink itu loh hmmmm nyuuuuuu” ucap Fajar sambil mencucukan bibirnya yang agak monyong itu seperti akan berciuman membuat kami kembali tertawa.  

“MILF tuh coy!” timpal Budi yang terkenal sebagai si raja bokep.  

“MILF? Apaan tuh?” tanyaku penasaran.  

“Mother I Like to Fuck…wanita dewasa yang sudah beranak tapi masih hot, masa lu sering pinjem DVD dari gua tapi gak tau Den?” jawabnya, 

“doi kan udah punya anak satu tapi masih singset gitu loh”  Aku cengengesan dan mangut-mangut mendengar penuturan Budi. Bukan hanya aku dan teman-temanku yang mengidolakan guru kami tersebut, tetapi hampir seluruh sekolah mendambakannya. Jam pelajarannya adalah yang paling dinanti-nanti terutama para cowok. Karena kecantikan dan keseksian bu Aida, aku dan siswa cowok lainnya sempat kesulitan mengikuti pelajarannya, sebab sibuk memperhatikan bokong bu Aida ketika dia sedang menulis, bahkan berfantasi bisa ML dengannya seperti cerita-cerita mesum antara guru cantik dan muridnya di bokep Jepang.  Oh iya aku lupa memperkenalkan diri, nama lengkapku Aceng Fikri atau biasanya dipanggil Aceng, umur 16 tahun, siswa sebuah SMA negeri di ibukota dan aku masih kelas satu. Sebenarnya tidak ada masalah dengan namaku sampai beberapa tahun lalu mantan bupati Garut yang namanya kebetulan sama denganku melakukan skandal kawin siri dengan ABG plus pernyataannya di media yang lebih mirip germo daripada pejabat yang baik. Gara-gara kemesuman si bupati aku kadang menjadi bahan olok-olok beberapa temanku.

“Ceng…Ceng udah sesuai speknya belum nih?” 

 “Ceng….udah siriin aja!”  

“Murah kok Ceng gak sampe dua ratus lima puluh juta”  Kira-kira gitu deh olok-olok yang sering ditujukan padaku dari teman-teman ngumpulku, memang sih maksudnya bukan untuk bully atau merendahkan, iseng aja jadi aku pun tidak mengambil hati. Dari segi tampang maupun dompet aku bukan termasuk yang keren kok, keluargaku biasa-biasa saja, tampangku mirip Andika Pratama (kalau dilihat dari stasiun ruang angkasa pake teleskop mainan, kalau dari dekat sih harus puas seperti Andika Kangen Band, hehehe….) Sebagai junior yang termasuk cupu sering kali dikerjai oleh seniorku di kepramukaan, seperti hari ini, aku harus membersihkan ruang pramuka yang kotor berantakan usai pramuka. Dan sialnya lagi aku harus membersihkannya seorang diri. Membersihkan ruangan pramuka yang besar seorang diri ternyata cukup memakan waktu, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Aku pun bergegas membersihkan ruangan ini sebab tadi kulihat lewat jendela, awan gelap nan tebal mulai menyelimuti langit sore, pertanda akan hujan besar. Dan benar saja ketika aku hendak bersiap untuk pulang, hujan turun dengan derasnya, tanpa gerimis langsung saja turun dengan lebatnya, karena hujan terlanjur turun terpaksa aku harus menunggu hujan reda atau setidaknya mengecil agar bisa pulang. Namun seperti kata pepatah, di balik kemalangan siapa tahu ada keberuntungan, itulah yang terjadi pada diriku, hari itu lah yang mengubah Aceng yang culun dan cuma tahu seks dari film dan internet menjadi seorang petualang seks. Ketika sedang melamun memandang lapangan sekolah yang diguyur hujan lebat, kulihat bu Aida sedang setengah berlari sambil melindungi kepalanya dengan map plastik menyeberang ke gedung seberang, dan mungkin karena menggunakan hak sepatu yang cukup tinggi, ia terhuyung dan tergelincir jatuh ke genangan air. Aku yang melihatnya langsung berlari menghampirinya.  

“Bu gak apa-apa Bu?” tanyaku sambil membantunya berdiri. 

“Sepertinya kaki ibu terkilir, duh” jawab bu Aida sambil melepas kedua sepatunya dan sambil memegang tanganku, berjalan perlahan ke ruang UKS. Entah kenapa hari ini suasana sekolah sepi sekali dan kurasa penjaga sekolah kami sedang sibuk bermain kartu dengan abang bajaj di jalan seberang sekolah. Untunglah ruang UKS tidak terkunci, kemudian ku dudukkan bu Aida di kursi dan aku bergegas mencari betadine dan apa saja yang mungkin berguna. Dan tak lama kemudian aku kembali menghampiri bu Aida dengan betadine dan koyo panas yang berhasil kutemukan.  

“Gak usah rusuh gitu, Ibu gak apa-apa kok, cuma terkilir doang, gak parah juga” kata bu Aida sambil tersenyum kepadaku.  

“Oh syukurlah kalo begitu” kataku bersyukur dan kemudian duduk di kursi di seberang bu Aida. Akibat menolong bu Aida tadi sekarang seragamku jadi basah kuyup dan sempat membuatku kedinginan, tetapi kemudian rasa kedinginan itu hilang berganti dengan degup jantungku yang berdegup kencang, bagaimana tidak akibat terjatuh tadi bu Aida juga menjadi basah kuup dan yang membuatku terkejut yaitu sepertinya bu Aida tidak menggunakan bra sebab kini payudaranya tercetak lumayan jelas dan tampak tonjolan putingnya yang cukup jelas.

Melihat hal ini membuat aku ingin pingsan rasanya, dan herannya bu Aida sepertinya cuek saja dengan penampilannya.  

“Nama kamu siapa?” tanya Bu Aida kepadaku  

“Aceng Bu, dari kelas 1A”jawabku sambil setengah gugup. 

 “Oh berarti kamu murid saya dong, duh saya masih belum hafal” kata bu Aida tersenyum sambil memeras air dari rambut hitam sepundaknya yang basah, lalu menjepitkan poni sampingnya ke atas, sehingga tampaklah wajah cantiknya dan juga payudaranya yang samar tercetak, membuatku merasa panas dan tentunya penisku di dalam celana juga menggeliat ingin bangun. karena melihat aku gelisah bu Aida kemudian tertawa kecil, dan hal itu cukup membuatku terkejut.  

“kamu kok jadi grogian gitu, mencurigakan sekali” komentar bu Aida sambil menahan tawa  

“Ah, ngga…ngga ada apa-apa kok bu”jawabku gugup  

“Hayoooo ngeliatan ini kan” kata bu Aida  Refleks aku mendongak utk melihat dan langsung saja aku terkejut ketika bu Aida menunjukan jari ke arah bukit kembar di dadanya. Kali ini aku menganga tak tau harus bagaimana, sambil menahan malu aku menunduk terdiam, dan wajahku kini memerah bak kepiting rebus. Memang sejak liburan beberapa pekan yang lalu penampilan Bu Aida mulai berubah menjadi lebih terbuka dan menggoda seperti misalnya rok yang lebih pendek dari sebelumnya dan kadang ketat, ataupun pakaian yang memperlihatkan lekukan tubuhnya, kemeja yang tipis dengan bra berwarna gelap. Memang tidak terkesan seksi murahan, lebih pantas mungkin disebut provokatif atau seksi yang elegan. Tentunya pemandangan ini membawa kesegaran sekaligus kadang merusak konsentrasi.  Melihat aku menjadi salah tingkah ibu Aida sepertinya merasa bersalah dan kemudian duduk di sebelahku.  “hihihi… udah gapapa wajar kok anak lelaki seusiamu berpikir dan tertarik melihat itu” kata bu Aida sambil tersenyum lebar sambil mengelus kepalaku, tetapi aku diam saja tak menyahut karena masih malu karena ketahuan akan perbuatanku.  Kali ini bu Aida sepertinya benar-benar merasa bersalah, kemudian kurasakan tanganku di pegangnya dan di tarik perlahan, dan beberapa detik kemudian kurasakan telapak tanganku menyentuh sesuatu yang luar biasa lembutnya dan juga ada seperti jelly kenyal di tengah telapak tanganku, sontak aku menoleh kesamping dan tak percaya akan yang kulihat, tanganku berada di dalam baju bu Aida dan lebih tepatnya yaitu di payudara bu Aida, bongkahan kenyal yang selama ini menjadi fantasiku dan teman-temanku. 

 “ih kenapa melongo begitu, anggap aja hadiah buat kamu udah bantuin ibu tadi sama permintaan maaf ibu udah bikin kamu salah tingkah, kalo mau remes ya diremas saja” kata bu Aida.

Mendengar ucapan bu Aida, kemudian dengan perlahan kuremas payudara kiri bu Aida, susah kujelaskan dengan kata-kata karena ini pertama kalinya aku memegang payudara wanita, dan sekalinya payudara idaman dan pujaan di sekolahku, sensasi lembut dan kenyal seperti meremas balon berisi air, belum lagi putingnya yang berwarna coklat muda sangat menggemaskan, membuatku tak dapat untuk menahan diri mencubitnya. Rasa gemasku yang menjadi-jadi ini, membuatku lepas kendali kini tanganku yang satunya sudah berada di payudara kanan bu Aida dan ikut merasakan kenikmatan sensasi lembut kenyal.  

“Iii…ibu gak pake BH?” tanyanya tergagap tidak percaya mendapat kesempatan emas ini.  “Kaitannya putus tadi, jadi supaya nyaman ibu lepas aja biar enak mumpung mau pulang juga, taunya malah ketemu kamu” jawabnya.  Melihat kecanggunganku bu Aida hanya tertawa kecil, menganggap hal yang kulakukan sesuatu yang lucu. Masih diliputi rasa penasaran dengan payudara bu Aida, kulingkarkan jari jempol dan telunjukku di pangkal payudara bu Aida lalu kutarik payudara bu Aida ke depan sehingga kini menjadi lonjong dan putingnya menonjol mengeras, dengan perlahan kumasukkan puting itu ke dalam mulutku, kunikmati sensasi lembut payudara bu Aida di bibirku lalu kuhisap putingnya seperti bayi menyusu. Inilah puting payudara kedua yang kunikmati setelah puting ibuku ketika aku masih orok dulu.  “Mmmmhhh…hisap terus Ceng….enak itu” desah bu Aida yang kini sudah sangat terangsang.  Aku pun melaksanakan apa yang dimintanya, mulutku mengenyot, menjilati dan menghisap-hisap payudaranya yang bulat dan indah itu hingga beberapa menit kemudian ketika kulepaskan payudara itu sudah basah oleh ludahku dan merah-merah akibat cupangan.  “Aceng, karena diluar masih ujan lebat, jadi ibu rasa kamu perlu pelajaran tambahan” kata bu Aida santai sambil berdiri, melihatnya berdiri aku pun ikut berdiri, pandangan ku masih belum bisa terlepas dari payudara besar yang menggantung bebas di dada bu Aida, aku masih kagum dengan kelembutannya dan kekenyalannya. Kemudian tiba-tiba bu Aida berlutut di depanku dan kini wajahnya setinggi pinggangku. Kemudian dengan lembut dibukanya ikat pinggangku dan kancing celana coklat seragam pramuka-ku, lalu diturunkannya bersama dengan celana dalamku, aku yang tidak diberitahu sebelumnya dan tanpa persiapan cukup terkejut ketika penisku yang tegang mengacung di depan wajah bu Aida.

Bu Aida tertawa kecil ketika melihat penisku yang berdiri tegak dan sudah basah oleh cairan pre-cum, kemudian dengan perlahan dielusnya batang penisku dengan jari-jari lentiknya secara perlahan, aku hanya dapat menahan nafas ketika tangan mulus bu Aida dengan perlahan mengocok penisku  

“Hhhmmm…gede juga yah Ceng, keras lagi!” katanya.  Hal yang takkan pernah kulupakan adalah ketika bu Aida mencium kepala penisku dan dengan perlahan memasukkannya ke dalam mulutnya. Setiap senti batang penisku dapat merasakan lembut bibirnya, bibir tipis yang selalu dibayangkan oleh temanku untuk dicium kini dengan lembut sekali menggosok batang penisku.Kupandangi wajah bu Aida yang cantik menghadap selangkanganku, bibirnya yang indah maju mundur menggesek kulit batang penisku, sungguh tak kuduga hal seperti ini bisa terjadi. Kemudian kututup mataku mencoba merasakan penisku dalam mulut bu Aida, ukh …terasa begitu hangat dan basah, dan juga dapat kurasakan lidah bu Aida yang menggeliat ikut menggosok kulit penisku, semua sensasi menakjubkan ini membuatku merasakan ngilu luar biasa dan perasaan aneh di selangkanganku, dan kemudian tak dapat kutahan lagi, aku orgasme di dalam mulut guruku, banyak sekali kusemprotkan maniku sampai menetes keluar dari mulut bu Aida. Setelah semprotan spermaku berhenti, dengan perlahan bu Aida mengeluarkan penisku dari mulutnya, kulihat batang penisku penuh dengan maniku yang putih kental. Masih dengan mulut penuh spemaku, bu Aida kemudian menciumi bibirku layaknya seorang kekasih, dan aku pun membalas ciumannya dengan penuh gairah. Sambil menciumiku tangan bu Aida sibuk mencari kancing roknya dan tak lama kemudian rok hitamnya meluncur jatuh ke bawah sehingga kini bu Aida hanya menggunakan celana dalam tipisnya saja.  Aku yang sudah terbakar nafsu masih saja berusaha menciumi bibir bu Aida, namun ia mendorongku dengan perlahan, dan kemudian berbaring mengangkang di ranjang UKS, memperlihatkan samar-samar bulu-bulu hitam lebatnya di balik celana dalam putihnya yang tipis. Tanpa disuruh aku pun berlutut tepat di selangkangan bu Aida, kuperhatikan celana dalam putih tipis itu, yang tidak menutupi seluruh permukaan vagina bu Aida, sisi-sisi samping bukit kecil itu tampak begitu menggairahkan. Dengan perlahan kutarik celana dalam bu Aida, sedikit demi sedikit belahan merah indah yang ditutupi bulu-bulu hitam itu mulai tampak, membuatku menjadi bersemangat, namun aku memilih untuk menikmati menelanjangi guru idolaku itu secara perlahan, kunikmati ketika jari-jariku melewati paha bu Aida yang putih nan lembut hingga ujung kakinya yang indah dengan kuku-kuku yang terawat.

Kini bukit kecil vagina bu Aida terpampang tanpa sehelai benang yang menutupi, membuatku tak tahan untuk mendekatkan wajahku ke belahan merah itu. Semakin dekat wajahku, semakin keras detak jantungku, kudekatkan wajahku hingga hidungku dapat mencium aroma vagina bu Aida, harum dan unik susah dijelaskan,aroma yang menggairahkan dan diimpi-impikan oleh banyak pria di sekolah ini, dan kini akulah orang pertama di sekolah yang dapat merasakannya. Tanpa menunggu lagi kujulurkan lidahku, dan kusapukan ke belahan vagina merah muda bu Aida, kurasakan sensasi daging lembut dan agak besah itu, gurih dan merangsang, kudorong lidahku hingga ujung belahan, menyentuh bulatan daging kecil yang membuat bu Aida melenguh nikmat. Kembali kuulangi menyapukan lidahku, namun kini dimulai dari posisi yang lebih bawah, yaitu mulai dari anus bu Aida yang coklat kemerahan terus secara perlahan ke atas sampai ke klitoris bu Aida, tentunya hal ini membuat bu Aida tak dapat menahan erangan kenikmatan yang didapatnya,  

“ukkhhhm, terus Ceng jilat terus” ucap bu Aida sambil mendongakkan kepalanya setiap kali lidahku menyentuh daging bulat kecil miliknya.  Sungguh aku ketagihan menjilati vagina bu Aida, di samping bau dan rasanya yang menggoda, pahanya yang lembut juga seperti mengelus wajahku setiap kali dia menjepit kepalaku dengan pahanya saat aku menjilati klitorisnya. Daging kecil bulat atau klitoris bu Aida membuat aku penasaran, dengan gemas kuhisap daging kecil itu, dan ternyata membuat bu Aida menggelinjang geli, dan menjepit erat kepalaku dengan pahanya, walaupun begitu tetap saja kuhisap dan kumainkan dengan lidahku gemas, sehingga tak berapa lama kemudian jepitan paha bu Aida menguat dan dia melenguh keras,  

“Oh tuhan ahhhkkkkhh”, tercium olehku aroma yang kuat, aroma yang begitu menggoda, lalu kuperhatikan celah kecil di belahan vagina bu Aida berkedut-kedut dan mengeluarkan cairan bening beraroma kuat, lalu tanpa rasa jijik kuhisap cairan itu dari celah kecil itu, rasanya gurih seperti santan, penasaran kuselipkan jari telunjukku ke celah sempit itu dan mengorek-ngorek isinya sehingga cairan itu semakin banyak keluar. 

 “Ceng masukin kontol kamu, cepetan, ibu udah gak tahan” kata bu Aida memandangku dengan wajah memelasnya yang sungguh menawan, yang membuat hati setiap pria akan luluh.

Jujur ini pertama kalinya aku melakukan hubungan seks, selama ini aku hanya menontonnya lewat film bokep koleksi temanku si Budi dan juga internet, namun instingku kuat untuk memasukkan penisku ke celah sempit tadi. Inilah saatnya mempraktekkan yang selama ini kuketahui, aku pun membuka lebar kaki bu Aida sehingga belahan vaginanya yang merah merekah, kemudian kepala penisku kudorong ke vaginanya, cukup sulit untuk memasukkannya ke celah sempit itu, untunglah bu Aida kemudian membantuku dangan memegang batang penisku dan mengarahkan kepala penisku ke celah sempit itu. Tanpa disuruh akupun mendorong penisku masuk, awalnya begitu sempit, kepala penisku sampai terasa agak sakit, namun lendir vagina bu Aida yang licin dan hangat membantu senjataku itu masuk sehingga perlahan penisku dapat masuk dan blesss seluruh batang penisku berada di liang vagina bu Aida. Kupejamkan mataku, kurasakan pijatan dinding liang vagina bu Aida yang memijat batang penisku, juga sensasi hangatnya, ukhhh nikmat sekali. Kemudian secara perlahan kutarik penisku, membuat liang sempit itu dan penisku begesekan, begitu nikmat, sungguh berbeda antara kocokan vagina dengan kocokan oleh bibir bu Aida, kali ini kocokan di penisku terasa diseluruh bagian, membuat sensasi ngilu nikmat. Kenikmatan inilah yang kembali membakar semangatku sehingga kupercepat tarikan maju mundur penisku di liang vagina bu Aida. Kenikmatan yang kurasakan tak begitu berbeda dengan kenikmatan yang dirasakan bu Aida, terlihat dari bu Aida yang tak berhenti melenguh dan mendesah dengan keras, untunglah diluar hujan deras sehingga menyamarkan suara pergumulan birahi kami.  Aku memompa liang vagina bu Aida dengan begitu bernafsu, semakin lama semakin kupercepat, hingga dapat kurasakan buah zakarku menampari selangkangan guruku ini dengan keras, menimbulkan bunyi plak plak plak yang nyaring. Tak lama kemudian kenikmatan dan sensasi ngilu itu memuncak dan aku pun tak dapat menahan lagi orgasmeku.  “Bu Aida, saya mau keluarrrr, ukkhhhhhhh” kataku sambil mempercepat kocokanku  

“Keluarin aja yang banyak Ceng” kata bu Aida dengan suara manja.  Setelah mendengar ucapan bu Aida, tak lagi kutahan sensasi orgasme itu, sehingga puncaknya kusemprotkan begitu banyak sperma di dalam vagina bu Aida, dan setiap penisku berkedut menyemprot mani, kunikmati sensasinya, luarbiasa aku saat ini sedang orgasme di dalam liang vagina seorang wanita, liang vagina bu Aida yang cantik dan seksi. Belum sempat aku menarik nafas, tiba-tiba bu Aida bangun dan kemudian duduk di pangkuanku, dengan penisku masih di dalam vaginanya. Bu Aida yang kupangku kemudian menciumi bibirku dan menjilati wajahku, membuat aku kembali terangsang, dapat kurasakan penisku kembali mengeras di dalam vagina bu Aida, dan kembali kulanjutkan pompaanku sambil menciumi bibir bu Aida yang lembut.

Karena bu Aida kusodok sambil kupangku, maka membuat tubuh bu Aida berguncang-guncang, payudaranya yang besar dan lembut menggesek dadaku, begitu pula perutnya yang langsing juga turut menggesek perutku, tak hanya itu pahanya yang mulus juga menepuk-nepuk pahaku membuat suara tepukan. Ukh…kembali aku merasakan sensasi sensual dan menggairahkan, kini seluruh tubuh bu Aida dapat kurasakan dengan tubuhku, membuatku tak ingin melepas sensasi tubuhnya dari tubuhku.  Menyodok vagina bu Aida dari posisi memangku ternyata memakan cukup tenaga, sehingga aku mulai ngos-ngosan dan memperlambat sodokanku, tentunya bu Aida menyadarinya. Lalu dia mendorongku perlahan hingga aku terlentang di lantai, sehingga kini dia dalam posisi menduduki penisku. Kemudian bu Aida memajukan sedikit tubuhnya sehingga pinggul dan pantatnya sedikit menungging, lalu dengan perlahan bu Aida menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar, sehingga penisku di dalam vagina bu Aida seperti diputar-putar. Sambil tersenyum menatapku, bu Aida kemudian menambah gerakan naik turun dalam goyangannya.  

“Gimana rasa Ceng, goyangan maut andalanku, ini favorit suami ibu loh” tanya bu Aida sambil tersenyum lebar.  

“Mantap buuuuu, gila deh,..Eh, bu , haus nih pengen nyusu” kataku sambil mengelus payudara bu Aida yang bergoyang-goyang tergantung bebas.  

“Boleh, nih!” jawab bu Aida singkat sambil menundukkan tubuhnya sehingga aku dapat menghisap putingnya yang imut itu.  Setelah mengenyoti payudara guruku itu, aku pun kembali bersemangat dan mulai kembali memompa vagina bu Aida. Bu Aida yang juga sudah mulai lelah bergoyang kemudian duduk tegak dan menikmati pompaanku, sementara aku sibuk meremas pantatnya dan memperhatikan batang penisku yang keluar masuk di liang vagina bu Aida. Tak lama kemudian aku mulai merasakan tanda-tanda akan orgasme, maka aku pun mempercepat pompaanku.  

“Bu, kayanya mau keluar lagi” kataku sambil kembali meremas payudara bu Aida.  

“Oh oh Hmmm kita samaan keluarnya ya Ceng, ibu juga nih”jawab bu Aida sambil menggoyangkan kembali pinggul dan pantatnya seirama dengan genjotanku.  

“Siap-siap ya bu!” 

 “Iya Ceng..masukin segera kontol gede mu..” Jawabnya, entah kenapa setiap dia mengucapkan kata kontol itu darahku bergidik.  Gerakan kami berdua semakin cepat, dapat kurasakan selangkanganku mulai diliputi rasa ngilu yang mulai memuncak, sehingga kupercepat genjotanku, begitu pula bu Aida mulai mendesah tak karuan tanda ia pun akan orgasme. Kedua tanganku telah mencengkram kuat kedua belah pantatnya. Penisku seperti bisa mencari jalan sendiri ladang perburuanya.

“Sshh…ibu suka banget dengan kepalanya Ceng..gede, panas..kalo kedut-kedut di dalem bikin geli..” ujarnya lirih.  Mataku seperti tidak tahan untuk terpejam, sungguh nikmatnya terasa hingga ke otak. Kupicu tubuhnya menggarap vaginanya makin cepat membuat tubuh mungilnya terhempas ke sana kemari. Aku terus menerus menyerangnya tiada henti. Aku makin menjadi melabraknya, pada sisa-sisa terakhir tenaga, aku menekan sedalam-dalamnya kejantananku di dalam liang vaginanya. 

 “teruss Ceng..duhhh..aduuuh…iyah enak..” suaranya melengking tinggi, beliau mengangkat pantat dan memutar pinggulnya dengan gemetar, penisku makin kuat menekan mengikuti kemanapun pantatnya bergerak hingga pangkal penisku terasa nyeri.  “Ooooohhh…shhhh..aduuuuh…” pekiknya sambil mencengkram kasur, 

“ke mulut ibu Ceng, ibu pengen minum peju kamu…aaahhh…hhhmmmhh!”  Tubuhnya mengejang, terasa benar vaginanya berkontraksi kemudian cairan hangat itu menerpa penisku, Bu Aida kembali diterpa gelombang orgasme. Dalam hitungan detik aku pun akan meledak, sebelum itu terjadi, aku buru menarik keluar penisku, kemudian menduduki dadanya, tepat pada saat spermaku akan keluar Bu Aida menarik penisku mendekati mulutnya, semprotan pertamaku membasahi pipinya, selanjutnya dengan lincah Bu Aida mengulum kepala penisku, aku terkesiap dan terlambat bereaksi. Beliau menyedoti kepala penisku sehingga tanpa dapat tertahankan lagi sisa spermaku menyemprot sejadi-jadinya di dalam mulutnya. Sungguh nikmat yang tidak pernah terbayangkan, sedotan mulutnya makin membuatku terbang ke awan.  “ooohhh….shhhh…sedap banget …Buu….” aku mengerang parau dengan sekujur tubuh bergetar.  Aku mengejang diam beberapa waktu, sebelum akhirnya menjatuhkan tubuhku di sampingnya. Aku sangat kelelahan begitu pula bu Aida yang jatuh menyender di dadaku sambil nafasnya memburu. Lalu kami berdua saling menatap dan menukar senyum lalu tertawa. Kemudian bu Aida berdiri dan memungut pakaiannya yang tak jauh dari posisi kami, aku yang memandanginya masih kagum akan kecantikan dan keseksian dirinya. Setelah kami berdua berpakaian, lalu kami memutuskan untuk pulang namun sebelum berpisah bu Aida berpesan agar aku menyimpan rahasia ini rapat-rapat karena sangat berisiko bila ada yang tahu, ia juga berkata bahwa dirinya tidak keberatan mengulangi perbuatan ini di waktu lain bila situasi dan kondisinya memungkinkan.  Sejak permainan seks di ruang UKS itu, kami makin dekat.

Di balik keanggunannya, ternyata Bu Aida menyimpan nafsu yang tinggi dan hasrat yang liar. Beberapa kali, setiap ada kesempatan, kami mereguk kenikmatan bersama, biasanya di toilet, ruang UKS, lab. bahasa, kelas atau kantor guru setelah jam bubaran. Dari ceritanya, ia mulai berani mengekspresikan sisi liar dirinya sejak liburan tak lama sebelumnya bersama suami dan rekan-rekan kerja suaminya. Liburan di cottage di daerah pantai itu berubah jadi pesta liar dimana para peserta bebas bersetubuh dengan siapa saja dan juga ada permainan nakal hingga orgy party. Di acara itu pasangan masing-masing, termasuk suaminya, sudah setuju dan harus ikhlas bisa istri/ suami mereka ML dengan orang lain. Aku sampai geleng-geleng kepala setengah tak percaya ada juga acara liar seperti itu di negeri kita, kukira hanya di negara-negara bebas seperti Eropa dan Amerika saja, wawasanku tentang seks pun makin luas.  Sejak itu pula, aku yang tadinya pemalu dengan wanita mulai lebih rileks dan berani, juga dalam hal seks aku memperoleh banyak pengalaman mencoba berbagai posisi dengannya. Suatu hari ketika di sekolah sedang berlangsung pekan olah raga, dimana kebanyakan murid sibuk bertanding atau menonton pertandingan, aku dan Bu Aida malah berolah syahwat di gudang sekolah yang letaknya agak di belakang sekolah dan jauh dari keramaian. Tempat ini memang berdebu dan sedikit berbau apek tapi tidak apalah yang penting asyik untuk ML. Kami main di sudut ruangan yang terdapat sebuah rak tinggi berisi buku-buku dan arsip-arsip lama, bila ada orang masuk tiba-tiba kami yang berada di balik rak besar tidak akan langsung terlihat. Aku duduk selonjoran di setumpuk dus bekas dengan Bu Aida memicu tubuhnya naik turun di atas penisku, rok spannya telah tersingkap hingga perut, dan celana dalam putihnya telah tergeletak di lantai. Ia menggerakkan tubuhnya dengan irama sedang, desahan lirih sesekali terdengar dari mulutnya, wajah cantiknya yang berkacamata bersemu kemerahan menahan birahi sungguh terlihat sangat menggairahkan. Bu Aida melingkarkan tangannya ke leherku memelukku, sementara aku merabai pahanya yang indah serta meremas halus pantatnya yang semok itu. Kini tanganku mulai membuka kancing kemeja batiknya. Payudaranya yang masih terbungkus bra putih berenda seolah meloncat keluar. Tanganku segera ke belakang punggungnya dan melepaskan kaitan branya.  “Hihihi…sekarang udah pinter ngelepasin beha ya?” kata Bu Aida sambil terus bergoyang.  

“Kan ajaran ibu, hehe…”  Kini di hadapanku terpampang tubuh indah guruku ini, payudaranya memiliki bentuk yang sangat indah walau sudah menyusui. Tanpa membuang waktu aku pun langsung melahap puting susu dan payudara yang seperti menantangku itu. Bu Aida terpekik ketika lidahku menyapu permukaan payudaranya. Dengan sigap ia memeluk kepalaku dan menjambak rambutku, kepalanya tertunduk bersandar pada kepalaku. Terus aku mengisap puting susu itu dengan rakusnya. Gerak naik-turunnya pada penisku terasa semakin cepat dan liang kenikmatannya terasa makin basah saja. Setelah puas dengan payudara kiri, aku pun menjamah payudara kanannya. 

 “Ooohh…Acenggg!!” Bu Aida semakin terpekik dan kadang mendesis menahan nikmat.

Tubuhnya bergetar menahan sensasi yang timbul akan permainan lidaku pada payudaranya. Setelah puas aku pun menarik mulutku dari payudaranya. Kulihat kedua payudara itu basah oleh sapuan lidahku. Putingnya terlihat makin memerah dan menegang. Nafas Bu Aida semakin terengah-engah, aku pun langsung mencium bibirnya dengan mesra. Bu Aida juga membalasnya dengan pagutan yang tak kalah hebat.  

“Guru gua emang asoy, ciumannya maut…”kataku dalam hati, dari beliau pulalah aku mempelajari teknik berciuman.  Sambil terus melakukan French Kiss dengan guruku tangankupun menjelajah tanpa batas lagi. Kuremasi dengan gemas payudaranya yang sudah terbuka itu. Sambil aku mencumbu leher dan telinganya.  Sekitar lima menitan lebih Bu Aida naik-turun di pangkuanku sampai tiba-tiba kami dikejutkan suara pintu dibuka.  

“Gawat, mampus dah gua!” seruku dalam hati membayangkan bagaimana akibatnya bila kami kepergok sedang main gila bersama guru pula.  Bu Aida juga kaget tapi ia dengan cepat mengendalikan diri, tangannya segera membekap mulutku dan menempelkan telunjuk di depan mulutnya. Pandangan kami otomatis terarah ke pintu. Aku tertegun melihat yang masuk adalah seorang wanita muda berusia dua puluhan yang kukenal sebagai seorang staff administrasi di kantor sekolah bernama Bu Tiara, disusul di belakangnya seorang pria setengah baya yang tidak lain adalah Pak Darno, si penjaga sekolah. Mereka datang sambil tertawa-tawa kecil, Bu Tiara langsung duduk di tepi meja panjang. Sepertinya mereka tidak menyadari keberadaan kami di sini.  “Bapak gila yah, masa ngajak lagi pas jam rame gini?” kata Bu Tiara dengan tersenyum nakal.  “Yang rame mah di luar sana Bu, di sini aman” sahut Pak Darno sambil mengunci pintu dengan kunci yang dipegangnya, “kita main cepet ajalah, lagian kan ruangan ini saya punya kuncinya, ga akan ada yang masuk”  “Oh my God, sekarang jalan keluar satu-satunya sudah dikunci, bagaimana nih?” aku makin panik.  Aku menyampaikannya dengan bahasa isyarat, kutunjuk pintu dan kuputar jariku seperti memutar kunci. Bu Aida sepertinya mengerti, tapi ia hanya mengangguk saja dan menyuruhku tetap diam. Adegan selanjutnya benar-benar membuatku tertegun menelan ludah.  “Iiihh…Bapak….eeemmmhh….mmmm!” Bu Tiara mendesah manja ketika si penjaga sekolah itu mendekap tubuhnya di tepi meja lalu bibirnya nyosor dan memagut bibir staff administrasi cantik itu.  Aku tidak berkedip menyaksikan adegan di sana, hampir tak percaya dengan pandanganku sendiri.

Bu Tiara, seperti juga Bu Aida adalah seorang wanita yang tampil anggun sehari-harinya, ia memiliki kecantikan khas wanita Indonesia dengan rambut hitam legam sepanjang dada yang biasanya disanggul kalau jam-jam kerja. Pakaiannya pun terbilang agak tertutup dibanding Bu Aida yang belakangan ini tampil lebih terbuka. Tak kusangka ia kok mau ya melakukannya dengan Pak Darno yang tampangnya agak mirip Tukul Arwana itu. sekarang tengah dengan begitu bernafsunya menciumi bibir Bu Tiara sambil tangannya meremas-remas payudaranya, sementara tangannya yang satu mulai menyingkap rok spannya dan membelai pahanya yang mulus itu. Kualihkan pandanganku pada Bu Aida, beliau juga terperangah menyaksikan adegan itu, kami saling pandang sejenak lalu tanpa bersuara terus menyaksikan adegan antara staff admin dan penjaga sekolah tersebut. Pak Darno kini mempreteli kancing kemeja biru muda yang dipakai Bu Tiara. Gunung kembarnya yang terbungkus bra coklat langsung menyembul, Pak Darno dengan buru-buru menyingkap ke atas kedua cup-nya sehingga payudara Bu Tiara yang putingnya berwarna merah dadu itu pun terekspos, lebih kecil dari milik Bu Aida, tapi bentuknya bagus, tegak dan membusung.  “Ssshhh… achhh…” rintih Bu Tiara nikmat ketika mulut pria itu melumat payudara kirinya.  Sekarang tangan kanan Pak Darno sudah menarik lepas celana dalam Bu Tiara dari dalam roknya, kain berbentuk segitiga itu dibiarkan menyangkut di kaki kiri Bu Tiara. Tangan pria itu terus masuk ke dalam rok Bu Tiara dan mulai merogoh-rogoh di dalam situ.  “Pak…ooohhh… hhhggg.. ..” desah Bu Tiara menahan nikmat  Tangan kanan Bu Tiara mulai berani meraba-raba selangkangan Pak Darno dari luar celananya.  Tak terasa penisku yang masih menancap di vagina Bu Aida yang tadi sempat menyusut sekarang mulai keras lagi, dan beliau menyadari hal ini. 

 “Bu, gimana ini?” bisikku.  Beliau memandangku sejenak dengan wajah terlihat berpikir, lalu segurat senyum nakal tersirat di wajah cantiknya.  

“Kenapa gak kita terusin aja Ceng? Ntar kan bisa main rame-rame bareng mereka juga” katanya.  Wow…aku tidak menyangka kalau guruku ini membunyai sisi lain yang seliar ini.  “Hah…yang bener aja Bu…ooohhh” belum selesai aku protes ia sudah menggenjot pelan penisku sampai aku tidak tahan untuk tidak mendesah.  

“Ssshh….Bu…aahhh…hhhhsss” aku berusaha memelankan suaraku namun karena nikmatnya aku tidak bisa untuk diam saja. 

 “Ayo Ceng…entot Ibu sepuasmu…mmmhhh” ia memagut bibirku dengan liar, 

“ayo dong isep tetek ibu, kok kamu jadi malu-malu gitu”katanya dengan suara pelan seraya menyodorkan payudaranya ke wajahku.  Seperti yang telah diduga, desah kenikmatan kami memancing Pak Darno dan Bu Tiara memergoki kami.  “Bu…bu…itu…” kataku sambil menunjuk ke belakang Bu Aida begitu melihat kedua orang itu terhenyak mendapati kami dalam posisi berpangkuan.

“Hai…yuk kita main rame-rame aja!” kata Bu Aida cuek dan menengok ke belakang.  “Hah…Bu Aida!” seru Bu Tiara yang kaget, staff admin itu masih belum mengancingkan kemejanya, celana dalamnya juga masih menggantung di kakinya.  

“Wow, Bu Aida suka entotan juga ternyata, sama murid lagi, weleh…weleh….” kata Pak Darno memandang kami dengan pandangan mesum.  Terus terang aku waktu itu merasa malu dan kaget, dulu waktu kepergok nonton bokep sambil onani oleh kakakku saja sudah malunya luar biasa, apalagi sekarang kepergok sedang bercinta dengan guru sendiri. Tak pernah terlintas sedikitpun dalam pikiranku mengenai perilaku seks guruku ini bahwa dia mengajak kita semua melakukan orgy di gudang sekolah. Aku yang tadinya agak sungkan, lama-kelamaan akhirnya larut dalam birahi yang diciptakan oleh kebinalan Bu Aida dan remasan vaginanya pada penisku.  

“Kita gak maksud ngeganggu loh, aahh…kan kita duluan di sini” kata Bu Aida lagi, 

“terusin aja Pak kita kan lagi sama-sama cari enak aahh…aahhh….aahhh!” ia mengerang-ngerang nikmat di pangkuanku.  Tidak tahan melihat panasnya persetubuhan kami,Pak Darno pun memeluk Bu Tiara dari belakang, tangan kasarnya meraih payudaranya yang sudah terbuka 

 “Eeemmmhh….Pak…jangan Pak…mmmm!” desah Bu Tiara yang nampak malu-malu tapi mau, tubuhnya memberontak setengah hati yang malah menambah nafsu Pak Darno.  

“Ayolah Tia, gak usah muna gitu ah! Ntar saya laporin loh ke pacarlu hehehe….aahhh…ahhh!!” sahut Bu Aida, 

“Pak Darno yakin udah aman kan disini yah? Tadi kan udah Bapak kunci pintunya?”  

“Beres Bu…aman kok, lagi pada rame di lapangan, jarang yang mau kesini! Asal suaranya jangan terlalu keras aja” jawab Pak Darno  Pergumulan birahi di gudang ini pun berlanjut menjadi dua laki-laki vs dua wanita setelah sempat terganggu sejenak.  

“Nungging Bu, hehehe…” Pak Darno meminta Bu Tiara menunggingkan pantatnya dengan tangan berpegangan pada rak.  Penjaga sekolah itu menaikkan rok span Bu Tiara hingga perut kemudian ia berlutut di hadapan pantat Bu Tiara yang menungging. ‘Sssslllrrrp’ pria itu membenamkan wajahnya di antara selangkangan wanita itu dan mulai menghisapi vaginanya.  “Ooohhh….aaahhhh!” Bu Tiara mendesah dengan wajah memerah akibat rasa nikmat yang menjalari vaginanya.  Melihat adegan mereka, birahiku juga semakin naik saja, bibirku dengan Bu Aida tiada henti berpagutan saling beradu lidah dan di bawah sana kejantananku masih sibuk mengaduk-aduk vagina Bu Aida dengan ritme teratur. Rintihan guruku ini panjang pendek menimpali setiap genjotan. Aku merasakan gerakannya mulai liar. Ia menghajar selangkangaku dengan cepat, zakarku jadi agak ngilu ditindih olehnya, membuatku mulai kewalahan.Ketika berciuman dengan panas itu, aku menarik ikat rambutnya sehingga rambut hitam sebahukunya itu pun tergerai membuat penampilannya makin menggairahkan, saat itu pula aku melucuti kemeja dan branya sehingga di tubuhnya tinggal roknya yang tersingkap, beliaupun melucuti seragam sekolahku. Dinding vaginanya meremasi batang penisku seperti diurut, terdorong ke depan dan belakang. Aku membantunya dengan menaik turunkan pantatku, bunyi kemaluan kami yang tengah bergesek terdengar jelas.

“Plok..plok..plok…” Sekitar lima menit kemudian, ia pun merintih panjang dan tubuhnya mengejang, pelukannya terhadapku semakin erat. Aku langsung mencengkram kuat kedua bongkahan pantat semok itu, selangkanganya terbuka lebar, kini aku bebas menyerangnya dengan hebat dan penuh tenaga.  

“ Aduuuuuh…Ceng…ibu udah gak kuaatt..aduuhh…shhhh…uhhhh….” desahnya penuh kenikmatan.  Cairan orgasme yang hangat pun meleleh membasahi pangkal kemaluanku hingga akhirnya Bu Aida berhenti mengejang dan terkulai lemas dalam dekapanku, nafasnya seperti terputus. 

 “Huuhhhh……nikmat loh Ceng…hhhhh…” bisiknya ditelingaku.  Saat itu, Pak Darno sedang asyik menggenjoti vagina Bu Tiara dalam posisi berdiri. 

 “Akhh…enak …agak cepat donk Pak” pinta Bu Tiara yang tengah dikuasai birahi  Pak Darno langsung mengabulkan permintaan itu dengan mempercepat irama sodokan penisnya ke dalam vagina wanita itu. Kelamin mereka beradu menimbulkan bunyi berdecak-decak yang semakin memanaskan suasana. Penjaga sekolah itu dibuat merem melek karena menikmati penisnya dihisap dan diremasi vagina Bu Tiara, sementara Bu Tiara dengan perlahan mengikuti gerakan pompaan batang kemaluan tersebut dengan diselingi goyangan putar sehingga membuat Pak Darno makin mengerang tak karuan merasakan kenikmatan tiada tara pada batang kemaluannya. Tangannya yang mencengkeram pantat Bu Tiara sesekali menampar bongkahan yang montok itu sementara tangan satunya dengan liarnya bergerilya di kedua buah dada Bu Tiara yang indah itu. Payudara staff admin itu pun memerah karena sedari tadi sudah diremas, dikulum bahkan diobok-obok dengan putaran dan cengkeraman kuat dari tangan Pak Darno.  “Akhhh…Pak jangan keras-keras dong ngeremesnya! Sakit nih dada saya” erang Bu Tiara memprotes ketika pria itu mempercepat sodokan penisnya sembari meremas buah dadanya dengan brutal. 

 “Eheheh…maaf Bu. Soalnya tetek ibu benar-benar bikin gemes sih. Kaya orangnya aja nih hehe…” seloroh pria itu sembari kembali memasukkan penisnya yang sempat keluar karena desakan paha Bu Tiara.  Bu Aida menyandarkan kepalanya di bahuku sambil menyaksikan adegan mereka. Dadanya naik turun berusaha memulihkan nafasnya, aku menatapnya sambil tersenyum.  

“Gimana Bu? Masih pengen lagi..hehe..” godaku sambil meraba-raba payudaranya.  

“Kenapa ngga? Tapi Ibu istrirahat bentar ya, pegel nih” katanya memeluku dari samping.  

“Iya bu…tenang aja…gimana kalau sambil ngisepin kontol saya, boleh ga Bu?” pintaku, 

“horny nih ngeliat Bu Tiara”  Beliau menatapku dengan senyum binal, 

“Udah berani yah kamu minta gitu?” katanya seraya mencubit putingku  

“Hehehe…siapa dulu dong yang ngajarin” godaku.  

“Ya udah, duduk gih di situ!” suruhnya melirik ke sebuah bangku kelas yang sudah tidak ada sandarannya,

 “Ibu buka baju dulu, biar gak kusut”  Aku menarik bangku tersebut lalu menepuk-nepuk tempat duduknya yang berdebu sebelum duduk di atasnya, sementara Bu Aida membuka pakaiannya hingga bugil total, yang tersisa di tubuhnya tinggal kalung, cincin kawin, kacamata, serta sepatu haknya saja. Ia lalu berlutut di antara selangkanganku. Kemudian Bu Aida menggenggam penisku dan mulai mengocoknya perlahan-lahan. Penisku pun berdiri setegak-tegaknya di hadapan muka guruku ini. Dari dulu aku tidak pernah bermimpi hal seperti ini bisa terjadi, guruku berlutut di antara selangkanganku memberikan pelayanan oral seks, wajah cantiknya itu menjadi semakin seksi saja ketika menjilati penisku dan menghisapnya sembari mengocoknya di dalam mulutnya. Setelah kira -kira lima menit kemudian, aku tidak dapat menahan rasa geli dari lidah Bu Aida yang menggelitik lubang kencingku. Belum pernah saya merasa seperti begitu, semua kenikmatan duniawi ini seperti berpusat tepat di tengah-tengah penisku itu.

Di depan sana Pak Darno semakin ganas menggenjoti Bu Tiara.  “Uuuhhh…enak Bu…asyik yah kita pesta seks di sini!” kata Pak Darno sambil terus meremas-remas payudara Bu Tiara sambil sesekali menoleh ke arahku yang sedang dioral Bu Aida dan tersenyum, “hehe…enak yah dik, entar kita tukeran yah!”  Bu Tiara semakin mendesah dan jemarinya mencengkeram rak.  

“Akhh…gak pernah bosen sama memeknya Ibu, seret bangethh!!” desah Pak Darno menyodokkan penisnya dalam-dalam.  Tiba-tiba Bu Aida berkata, “Ini pasti kamu sudah hampir keluar, ibu hisap saja yah”  Aku hanya mengangguk saja, pasrah mau diapakan saja. Dan kembali lidahnya menjilat kepala kemaluanku dengan halus, sembari menyedot ke dalam mulutnya. Bibirnya merah merekah tampak sangat seksi menutupi seluruh kemaluanku. Mulut dan lidahnya terasa sangat hangat dan basah. Lidahnya dipermainkan dengan sangat mahir. Matanya tetap memandang mataku seperti untuk meyakinkanku. Kepalanya tampak turun naik di sepanjang kemaluanku, Sesekali Bu Aida juga menghisap kedua bijiku bergantian dengan gigitan-gigitan kecil. Aku berpegangan erat pada pinggiran kursi dan mendesah nikmat. Menerima rangsangan terus-menerus seperti ini aku merasa gelombang orgasmeku mulai datang. Detak jantungku kini semakin cepat dan nafasku mulai terengah-engah. Aku benar-benar sudah di ambang orgasme akibat berulang kali kepala penisku disapu lidah serta dihisap oleh guruku yang cantik ini.  “Aaaaaaaaaaah… Ibu…!! Saya keluaar…!!” aku akhirnya mengerang panjang karena merasakan nikmat yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.  Permainan lidah dan tangan Bu Aida akhirnya tubuhku mengejang dengan sangat hebat  Tangan kiriku meremas-remas payudaranya sedangkan tangan kananku menekan kepala Bu Aida agar lebih terbenam lagi di selangkanganku. Aku merasakan penisku yang sudah memuncratkan laharnya masih dihisap kuat olehnya dan dengan rakusnya ia melahap setiap tetes cairan yang terus menyemprot dari sana.  “Aaaaaaaaaaaaah…!! U-udaaaah Bu…! Saya udaah nggaak kuaaat lagiiii…!!” aku memohon agar Bu Aida menghentikan hisapannya pada penisku.  Tanpa memperdulikan permintaanku, guruku ini terus melumat penisku dengan rakusnya. Lidahnya menjilati kepala penisku beserta lubang kencing, memberi sensasi yang sungguh luar biasa. Aku benar-benar telah diombang-ambingkan oleh gelombang orgasme yang nikmat dan mataku menjadi merem-melek dibuatnya. Setelah menyantap spermaku hingga benar-benar habis barulah ia menghentikan hisapannya, tidak sedikitpun spermaku menetes keluar dari mulutnya. 

 “Duuuhh… asli enak banget Bu…hosshh…hoossshhh!” kataku dengan nafas terengah-engah.  “Kenapa? Kamu gak suka?” tanyanya  

“Suka Bu, tapi bener-bener ga nahan banget tadi” kataku sambil tersenyum puas.  

“Wah kayanya sepongan Bu Aida mantap nih, saya nanti coba ya Bu!” sahut Pak Darno yang terus menyetubuhi Bu Tiara. 

 “Kalau Bapak masih kuat silakan aja hehehe…” jawab Bu Aida.  Nafsu birahi guruku ini memang besar, ia tidak memberi kesempatan bagiku untuk beristirahat, ia mencium lagi bibirku yang juga kubalas dengan tidak kalah bernafsu. Selagi kami berciuman aku dapat mencium aroma tajam dari spermaku pada mulutnya.  “Ceng…masukin dong… Ibu udah kepengen…” katanya mesra di telingaku setelah penisku menegang lagi.  

“Beres Bu! Tapi biar lebih enak kita pindah ke deket mereka aja yuk!” ajakku dengan penuh semangat.

“Dasar biar bisa pegang-pegang Bu Tiara ya?” 

 “Hehehe…tau aja si ibu?”  Kami pun pindah ke sebelah mereka lalu Bu Aida mengambil posisi nungging sambil pegangan ke rak persis dengan Bu Tiara.  

“Ayo sini, asyik kan ngentot rame-rame gini !” panggil Pak Darno dengan antusias 

 “Wah Bu Aida, montok bener….wuih!” Pak Darno menepuk pantat Bu Aida dan meremasnya dengan gemas. 

 “Ihh….apa sih Pak pegang-pegang? Cunihin banget!” omel Bu Aida.  

“Hehehe…tapi ibu suka kan?” goda pria itu.  

“Udah ah, bapak sama Tiara aja dulu! Fokus dong! Ya ga Tia?”  Bu Tiara hanya mendesah-desah saja tengah dilanda kenikmatan tanpa terlalu menghiraukan yang lain. Aku melebarkan kedua paha guruku itu lalu mengarahkan penisku di antara vaginaku. Bibir vagina Bu Aida jadi ikut terbuka siap untuk menyambut penisku yang akan memasukinya. Namun aku tidak langsung mencoblos vaginanya, melainkan sengaja menggesek-gesekkan terlebih dahulu kepala penisku pada bibir luar vaginanya yang sudah banjir agar semakin memancing birahinya.  

“Masukiiiin sekarang Ceng…kamu ngapain sih??!!” karena sudah tidak sabar ingin segera dicoblos ia memohon seperti wanita haus seks, sungguh beda sekali dengan kesehariannya yang anggun itu  Aku pun membimbing penisku yang sudah tegang dan keras sekali memasuki gerbang vaginanya.  

“Uuughhh… !” lenguh Bu Aida dengan tubuh menggeliat setelah merasakan penisku yang kini melesak masuk memenuhi rongga vaginanya, “aaaakkhh…” erangnya lebih keras sambil mempererat pegangannya pada rak saat penisku sudah masuk seluruhnya ke dalam vaginanya.  Dengan perlahan aku mulai menggenjot vagina guruku yang sudah mulai basah lagi. Kami berdua sama-sama saling melampiaskan hasrat dan nafsu yang begitu menggebu-gebu. Kami melakukannya dengan posisi yang sama dengan pasangan Pak Darno dan Bu Tiara di sebelah sehingga tampak seperti sedang lomba doggie style. Pelan-pelan aku menarik penisku lalu ditekan ke dalam lagi seakan ingin menikmati dulu gesekan-gesekan pada himpitan vaginanya yang bergerinjal-gerinjal. Bu Aida juga ikut menggoyangkan pinggul dan memainkan otot vaginanya mengimbangi hentakan penisku.  

“Aaaauuuuuuhhh…!!” ia menjerit lebih keras akibat hentakan keras dari penisku  Selama menyetubuh Bu Aida, tanganku pun iseng mampir grepe-grepe pantat Bu Tiara yang tengah digenjot Pak Darno.  

“Hhsshh…hsss…namamu siapa?” tanya Pak Darno tanpa berhenti menggenjot.  

“Aceng Pak” jawabku  

“Kecil-kecil udah bisa ngajak gurunya ngentot ya, hebat kamu hehehe”  

“Hoki aja Pak, ceritanya panjang….”  “Ceng jangan ngomong macem-macem kamu, fokus dong kalau ML, atau ibu pergi!” tiba-tiba Bu Aida menghardikku 

 “Eh…iya Bu, maaf iya saya terusin nih!” aku terus menggenjoti tubuh guruku itu..  Kujulurkan tangan kananku ke depan meraih payudara kanan Bu Aida yang bergelayutan itu dan tangan kiriku meraih payudara kanan Bu Tiara. Sementara di bawah sana penisku semakin gencar mengaduk-aduk vagina guru cantikku diimbangi oleh goyangannya juga. Sambil menggenjot tanganku asyik meremas-remas payudara kedua wanita ini. 

 “Aaaaaagh… Aaaaaah… Oooooh…” Bu Tiara menceracau makin keras, kelihatannya ia akan mengalami orgasme kembali.  Pak Darno menarik wajah Bu Tiara dan memagut mulutnya sehingga erangan orgasmenya dapat teredam. Satu tangan si penjaga sekolah itu memegangi payudara kanan Bu Tiara dan meremasinya. Ia masih terus menusuk-nusukkan penisnya pada vagina Bu Tiara untuk menyusulnya ke puncak.

Sepertinya Bu Aida pun sudah akan klimaks, aku dapat merasakan bibir vaginanya mengapit penisku makin kencang dan dinding-dinding bergerinjal di dalamnya menggeseki penisku di dalam sana. Goyangan pinggulnya juga semakin liar dan desahannya pun semakin tidak karuan.  “Aaaahhh… ibu keluar lagi Ceng…!! Oooohhhh…” Bu Aida melenguh panjang ketika ia kembali mencapai orgasmenya.  

“Aceng juga nih Bu….oohh… eenak bangeeet !!” kepalaku menengadah sambil mempercepat keluar-masuknya penisku ke vaginanya yang sudah banjir, 

“Bu Aida….oooohhh… Bu…keluar Bu!!” akhirnya spermaku pun kembali menyemprot tanpa dapat ditahan lagi.  Kubiarkan batang penisku tetap menancap di dalam jepitan vaginanya hingga kurasakan lubang kemaluan Bu Aida berdenyut-denyut pelan seolah memeras sisa-sisa sperma yang masih tersimpan di dalam penisku, kubiarkan biar tuntas sekalian. Nafasku kembang kempis tinggal satu-satu, saling berlomba dengan nafas Bu Aida yang juga memburu.  “Sekarang giliran Bapak yang sama Bu Aida yah…” sahut Pak Darno setelah melihat kami berhenti bergoyang dan saling berpelukan.  Aku menatap wajah Bu Aida dan ia mengangguk menyetujui permintaan si penjaga sekolah itu, kami pun bertukar tempat. Pak Darno langsung mendekap tubuh Bu Aida dan keduanya langsung berciuman panas dalam posisi berdiri. Terbesit rasa cemburu dalam dadaku melihat Bu Aida berpagutan dengan pria lain, entah mengapa aku harus cemburu ya? Padahal kan dia istri orang, mungkin karena dia wanita pertama yang ML denganku sehingga mempunyai kesan tersendiri. Beberapa saat aku terbengong memandangi mereka sampai aku lupa kan masih ada Bu Tiara yang kini sedang terduduk lemas di tempatnya berdiri tadi. Kudekati staff admin yang cantik itu.  ”Eh, mau apa kamu?” tanya staff admin itu merasa canggung, 

” eh…kamu jangan kurang ajar ya!” hardiknya ketika aku meraih payudaranya yang terbuka.  ”Lho kenapa Bu? Tadi kan boleh saya remes-remes… kok jadi dilarang sekarang? Ibu suka ngentotan yah sama Pak Darno? Kok sama saya gak mau?” 

 ”AHH…itu… ehh… anu…” Bu Tiara gelagapan tidak tahu harus menjawab apa, ia ingin berkelit tapi matanya tak berkedip ia menatap penisku yang sudah mulai bangun lagi.

”Anu…anu apa hayo?? Anu saya ini kali yah maksudnya Bu?” aku terus menggodanya, 

“saya kepengen lagi nih Bu, tuh kontol saya udah tegang lagi!” kataku sambil mengelus-elus penisnya naik turun membuat Bu Tiara tak sanggup mengalihkan pandangannya.  

”Iihhh….jorok amat sih kamu!!…” ketus Bu Tiara tapi tidak beranjak dari posisinya.  Tanpa menunggu lebih lama, aku yang sudah kembali bergairah segera melumat habis bibir Bu Tiara.  ”Mmph… mmppf… aah…” Bu Tiara mendesah sambil mendorong-dorong dadaku, tapi tidak kelihatan ingin menolak, dorongannya pun tidak terasa kuat.  Sebentar saja mulutnya membuka membiarkan lidahku masuk, kami pun beradu lidah dengan penuh nafsu. Jemariku mengusap-usap vaginanya yang sudah sangat basah itu. Bu Tiara semakin tak kuasa untuk menahan kenikmatannya ketika jariku menggesek lembut labia mayoranya lalu mulai masuk mengocoki liang kenikmatannya. Sesaat kemudian kukeluarkan jariku dari liang kenikmatannya, lalu kusodorkan jemariku yang dibasahi oleh sperma bercampur lendir kenikmatan itu ke bibir Bu Tiara.  “Ih…apa sih? Jorok ah” kata Bu Tiara memalingkan muka.  

“Ah si ibu, pura-pura aja, masa gak pernah sih nyicipin peju?” aku menempelkan jariku ke bibirnya.  Dan perlahan Bu Tiara membuka mulutnya dan mengulum telunjukku yang penuh dilumuri oleh lendir kenikmatannya sendiri itu dengan penuh nafsu. Aku pun menggerak-gerakkan jariku yang sedang dikulumnya menirukan adegan yang sering kutonton di film bokep.  Saat itu aku melihat Pak Darno sedang menggenjoti vagina Bu Aida dalam posisi berdiri, tubuh guruku itu terhimpit antara tembok dan tubuh pria itu, kedua kakinya ditopang oleh Pak Darno. 

 “Akhh…Pak goyang yah…agak cepat donk.” pinta Bu Aida dengan nada manja sementara  Mendengar permintaan itu, Pak Darno langsung mempercepat irama sodokan penisnya ke dalam vagina guruku yang cantik ini.  “memek ibu peret banget yah. Kontol saya serasa dipijit di dalamnya. Ohhh…asyik Bu…ooohh..” Pak Darno dibuat merem melek dengan pijatan vagina Bu Aida sementara wanita itu dengan perlahan mengikuti gerakan pompaan batang kemaluan tersebut. Tangannya yang melingkari leher Pak Darno jadi semakin tegang saja 

 “Bu, bajunya dibuka aja ya, supaya gak lecek” kataku, 

“terus ibu juga lebih cantik kalau telanjang hehe…” kataku seraya meraih pinggiran kemejanya.  “Dasar kamu, kelas berapa sih? Udah berani kurang ajar ke orang gede?” tanyanya tersenyum  “Saya kelas satu Bu” jawabku.  

“Duh kecil-kecil udah nakal yah kamu!”  Aku tertawa nyengir dan mulai melepaskan pakaiannya yang tersisa, kemeja, bra, dan roknya hingga bugil total. Kubaringkan tubuh telanjangnya pada tumpukan dus tempat aku bergumul dengan Bu Aida sebelum mereka datang.

“Bu, ibu cantik sekali, kulit ibu juga mulus dan wangi…” pujiku mengagumi tubuh sintal Bu Tiara dan menggerayangi buah dadanya.  Aku melihat wajahnya merona merah, agaknya ia enggan mengakui kalau ia merasa tersanjung oleh pujianku. Aku membungkuk mendekatkan wajahku ke dadanya, tanpa buang waktu lagi aku langsung melumat bongkahan kenyal itu. Tanganku ikut meremasi bongkahan payudaranya dan mulutku menggigit-gigit kecil putingnya. Dari dada, pagutanku mulai merambat ke atas, ke pundak, leher, hingga akhirnya bibir kami kembali bertemu. Aku menindihnya sambil berciuman beradu lidah. Saat berciuman aku menempelkan kepala penisku ke bibir vaginanya yang sudah becek. Kudorong pelan-pelan hingga akhirnya….bless..melesaklah penisku itu perlahan-lahan ke dalam vagina Bu Tiara membuatnya sedikit terkejut, tubuhnya tersentak dan kedua matanya melotot . Entah karena kenikmatan yang dirasakannya atau karena rasa kagetnya, tetapi yang pasti ia sangat menikmatinya. Dengan demikian Bu Tiara menjadi wanita kedua yang kusetubuhi. Cairan pelumas vaginanya keluar sangat banyak sehingga penisku semakin lancar keluar masuk di dalamnya. Dengan penuh birahi aku terus menggenjot vaginanya. Aku merasakan betapa liang kewanitaannya seperti menghisap dan melahap penisku sedalam-dalamnya.  “Ooohh… memeeeek ibu… seret bangeeet…!! Enaknyaaaa…!!” aku memuji vaginanya yang legit.  ‘Clep… Clep… Clep’ demikian suara alat kelamin kita beradu. Cukup lama aku menaik-turunkan tubuhku dalam posisi misionary ini hingga akhirnya tubuhku dirasakan semakin mengejang. Gelombang kenikmatan itu menyebar ke seluruh tubuh menyebabkan tubuhku berkelejotan dan mulutku mengeluarkan erangan panjang. Saat itu aku melihat tidak jauh dari kami, Pak Darno sedang duduk di sebuah bangku memangku Bu Aida yang duduk membelakanginya. Guruku itu melingkarkan tangannya ke leher si penjaga sekolah dan aktif menaik turunkan tubuhnya, aku juga melihat jelas penis besar pria itu yang timbul tenggelam tertelan vagina Bu Aida.  Tangan kanan Pak Darno meremasi payudara Bu Aida sambil jarinya memilin-milin putingnya, sementara tangan kirinya memegangi paha kiri guruku itu sambil mengelusinya. Pandanganku dan Bu Aida saling bertemu, ia tersenyum padaku, lalu Pak Darno dari belakang memutar wajahnya dan memagut bibirnya. Jujur saja ada sedikit perasaan tidak rela melihat Bu Aida seperti itu. Sebagai respon kembali aku melumat bibir Bu Tiara dengan penuh gairah. Lidah kami saling beradu dengan sangat panas. Sambil terus berciuman, tanganku tidak henti-hentinya menjelajahi seluruh tubuh staff admin yang cantik ini. Hanya dalam waktu seperempat jam aku mengggenjoti vaginanya, aku pun mengalami orgasme kembali.

“Aaaaaaaah… Bu, saya mauuuu keluaaaaar… Oohhhh… Bu Tiaraaa!!” aku melenguh panjang meresapi kenikmatan yang melanda tubuhku.  “Ibu juga jugaaa udaaah mau keluaaar Ceng…ayo terus…aahh….ahhh!!” desah Bu Tiara dengan nafas memburu.  ‘Croooot… Croooot… Croooot…’ tidak lama kemudian akhirnya spermaku muncrat mengisi penuh rahimnya.  Desahan orgasme kami memenuhi ruangan, tubuh kami mengejang saling berpelukan. Genjotanku melambat, selanjutnya kami hanya bisa terhempas kelelahan di atas tumpukan dus bekas itu dengan tubuh bugil kami yang penuh oleh keringat. Kami berdua berpelukan mesra menikmati sisa-sisa kenikmatan.Kubiarkan penisku tetap terbenam sedalam-dalamnya di liang kewanitaan Bu Tiara. Nafas kami saling memburu hingga akhirnya mulai normal lagi setelah beberapa menit beristirahat. 

 “Hsshhh….hhsss…terus terang…ibu puas loh! Gak nyangka kamu mainnya hebat juga…” puji Bu Tiara sambil mengecup mesra bibirku. 

 “Hehe…kalo gitu mau dong Bu kalau saya ajak lagi lain kali” kataku nakal. 

 “Iiihh…dikasih hati minta jantung itu sih” katanya mencubit dadaku.  

“Plok..plok..plok..” ruangan ini belum hening karena di atas bangku sana Bu Aida masih menggoyang tubuhnya di pangkuan Pak Darno.  Mulut Bu Aida tiada henti melenguh berat, demikian juga Pak Darno yang keenakan penisnya diremas-remas dinding vagina Bu Aida. Penjaga sekolah itu melebarkan kedua belah paha Bu Aida, kemudian menekan-nekan tubuh guruku itu sehingga penisnya makin melesak ke vaginanya. Sambil memaguti pundaknya, Pak Darno makin ganas menggenjotinya. Mata Bu Aida membeliak-beliak dan tangannya mencengkram kuat lengan pria itu. 

 “Terus Pak..terusss…uhhh…tekenn teruss…” desah Bu Aida tersengal.  Seiring dengan semakin cepatnya sodokan pada vaginanya, Bu Aida pun semakin lepas kontrol. Wajah cantiknya bercampur dengan raut muka mesum yang membuatnya terlihat sangat seksi. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya ke kiri dan kanan seperti orang yang sedang triping. Tubuh kecil Bu Aida tiba-tiba terangkat ke atas dan Pak Darno berdiri sembari mengangkat seluruh tubuh guruku yang masih dalam posisi mengangkang dari belakang dan merebahkan tubuhnya di tumpukan kardus tepat di sampingku dan Bu Tiara.  Sementara itu dengan posisi berubah menjadi doggy style tanpa mencopot penetrasinya, Pak Darno kembali meneruskan proses penetrasinya yang sudah setengah jalan itu. Aku dapat melihat jelas vagina guruku itu yang bibir kemaluannya separuh melesak masuk bersamaan dengan masuknya penis si penjaga sekolah ke dalam liang kemaluannya. Saat aku melihat adegan erotis di sampingku itu, tiba-tiba penisku terasa hangat dan basah. Ternyata Bu Tiara sudah memperoleh kembali tenaganya yang sempat hilang lima menit yang lalu akibat orgasmenya. Dengan dibantu kedua tangannya yang mulus itu dia melakukan oral seks kepada batang penisku dan dengan rakus dia mengulumnya sembari memaju mundurkannya perlahan sementara kedua tangannya mempermainkan buah pelirku. Permainan lidahnya di ujung kemaluanku membuatku semakin turn on saja. Staff admin ini ternyata mahir melakukan oral seks.

“Udah mulai keras lagi nih Ceng, ibu sepongin yah…” kata Bu Tiara sembari bercampur dengan bunyi kecipak air liurnya yang bercampur dengan cairan kejantananku yang dilumatnya dengan bibirnya.  Wajah cantiknya menjadi semakin seksi saja kulihat saat dia menjilati batang kemaluanku dan menghisapnya sembari mengocoknya di dalam mulutnya  “Arghh…” seru suara wanita di sampingku, ternyata Bu Tiara menjerit tertahan ketika penis Pak Darno menyodok kencang.  Aku membayangkan apa yang dirasakan oleh guruku ini mengingat batang kejantanan penjaga sekolah ini termasuk besar, setidaknya selisih 3-4 cm dari milikku. Mata Bu Aida membelalak dan dia menggigit bibir bawahnya ketika pria itu mulai menggenjotnya pelan-pelan. Penis pria itu secara rutin dan pelan-pelan bergerak maju mundur pelan-pelan melolosi bibir vagina Bu Aida yang sudah memerah karena gesekan tak henti-henti barusan.  Sementara itu aku, yang merasa cukup dengan oral seks Bu Tiara, memposisikannya dengan posisi doggy style bersebelahan dengan Bu Aida. Sebentar saja aku sudah kembali menjarah liang vagina staff admin ini. Sambil meremas-remas payudaranya yang menggelantung bebas kebawah, aku mempercepat intensitas sodokanku ke liang vaginanya. Saat tubuhnya tersentak-sentak, Bu Tiara sempat mencium paksa bibir Bu Aida yang sedari tadi wajahnya tertunduk. Adegan ciuman kedua wanita itu sepertinya menggugah gairah birahi Pak Darno, akibatnya ia menyodok vagina Bu Aida dengan lebih brutal dari sebelumnya  “Yeaaahh…pesta ngentot… akhh… benar-benar nikmat.” seru Pak Darno sambil meremas-remas payudara Bu Aida hingga memerah keduanya.  Seolah berlomba denganku yang sedang menyetubuhi Bu Tiara, Pak Darno mempercepat gerakan sodokannya sembari kadang menoleh ke arahku dan tersenyum, entah apa maksudnya. Sesekali dia keluarkan penisnya dari liang kemaluan guruku sehingga aku dapat melihat bibir vagina Bu Aida yang sudah membentuk lubang menganga dan cairan kewanitaannya meluber keluar sehingga membasahi tumpukan dus. Lalu Pak Darno kembali menusukkan batang penisnya untuk masuk lagi ke dalam vagina Bu Aida sembari melenguh kencang. Sementara itu aku juga merasakan kalau Bu Tiara mengalami orgasme lagi padahal baru aku genjot dia selama 10 menit. Ternyata Bu Tiara ini termasuk type wanita yang mampu memperoleh orgasme beruntun secara berulang-ulang atau multi orgasme. Bahkan setelah orgasmenya kali ini, ia tidak membutuhkan istirahat dan berbalik telentang dan kembali tangannya menancapkan penisku di bibir vaginanya yang sudah menganga tersebut.  “Wow…binal juga lu Tia…aahhh…aahh” goda Bu Aida kepada Bu Tiara dan diapun hanya tersenyum nakal lalu memelukku dari bawah sehingga sekarang kami melakukan gaya mercenary.  

“Emangnya Bu Aida ngga binal? hihihi” balas staff admin ini lalu mencium bibirku dalam-dalam yang kubalas dengan tusukan keras batang kejantananku ke dalam liang kewanitaan miliknya.  “Eee..kamu juga nakal ya, siapa suruh tusuk-tusuk…hahaha…” candanya ketika tahu kalau liang kemaluannya kembali aku kerjai dengan keras.

“yang enak yah! Jangan mau kalah sama mereka” lanjut Bu Tiara dengan ujung mata menunjuk ke arah Pak Darno yang semakin brutal mengerjai Bu Aida yang sekarang dalam posisi telentang dan ditindih tubuh penjaga sekolah itu.  Bu Aida yang bertubuh mungil itu tersentak-sentak oleh sodokan-sodokan ganas Pak Darno namun tak berdaya untuk memposisikan dirinya agar rasa sakitnya berkurang karena tubuh mungilnya itu sedang ditindih oleh tubuh si penjaga sekolah. Pak Darno memompa vagina guruku itu dengan bantuan kedua bahunya, ia mengangkat kedua tungkai kaki Bu Aida.  Sepuluh menit dengan posisi mercenary ditambah dengan melihat pemandangan erotis di sampingku membuatku tidak dapat menahan diri lagi dan akhirnya keluar juga spermaku membasahi liang vagina staff admin yang cantik ini. Bu Tiara memelukku erat-erat sepertinya enggan melepasku pergi. Dengan kakinya yang indah mengapit pinggangku, ia menikmati orgasmenya dengan tubuh menggelinjang hebat lalu sepuluh detik kemudian dia terkulai lemas. Sementara itu Bu Aida sepertinya belum dapat beristirahat karena walaupun dia sudah dua kali orgasme tetapi Pak Darno belum mencapai klimaksnya.  Bahkan sesekali dia mencium Bu Tiara yang terkulai dalam pelukanku sementara batang kemaluannya tetap memompa vagina Bu Aida. Selang beberapa saat, dengan kedua tangannya yang besar, Pak Darno mengangkat tubuh Bu Aida sehingga berposisi setengah duduk walaupun tubuh atasnya masih condong ke bawah lalu dengan berjongkok bertumpu dengan salah satu lututnya. Pria itu mengangkat tubuh mungil Bu Aida dan menyetubuhi guruku dalam posisi itu. Mau tak mau kedua tangan Bu Aida mengapit leher pria itu agar kepalanya tidak mendongak berlebihan ke arah bawah.  Peluh sudah membasahi tubuh Bu Aida sementara Pak Darno belum ada tanda-tanda akan mengakhiri persetubuhannya dengan guruku itu. Sembari menyaksikan tontonan live show panas tersebut, Bu Tiara kembali bangkit tetapi tidak beranjak ke arahku melainkan mengarah ke Pak Darno dan Bu Aida. Dia lalu telentang dengan kepala tepat di bawah pompaan penis Pak Darno ke vagina Bu Aida, lalu dengan staff admin itu menjilati batang kemaluan Pak Darno yang saat itu masih menyodok-nyodok liang kewanitaan Bu Aia dengan brutal. Sesekali Bu Tiara mengulum buah pelir Pak Darno yang membuat pria tersebut makin kesetanan. Sementara kedua tangan Bu Tiara ikut-ikutan beraksi mempermainkan payudara Bu Aida yang terguncang-guncang ketika dipompa oleh Pak Darno.  

“Bu Aida tahan lama juga yah, padahal Pak Darno mainnya ganas loh hehehe.” ucap Bu tiara sambil terus mengerjai payudara dan klitoris Bu Aida sementara bibirnya tetap menstimuli buah zakar Pak Darno. 

 “Anjrit…keluar nih….aAkhhh…” seru Pak Darno menyemburkan seluruh cairan spermanya di dalam liang kemaluan Bu Aida.  Sementara Bu Aida juga mencapai orgasmenya gara-gara stimuli yang dilakukan oleh Bu Tiara. Tubuhnya menggeliat hebat dan beberapa saat kemudian lemas memeluk tubuh Pak Darno yang masih memangkunya dengan penis masih menancap di liang kemaluannya.

“Wow….si bapak masih banyak persediaan nih” canda Bu Tiara ketika melihat cairan sperma yang dikeluarkan oleh si penjaga sekolah sangat banyak sehingga saat batang kemaluannya dicabut dari liang kewanitaan Bu Aida dari dalam liang vagina guruku itu mengalir keluar cairan putih kental yang sangat banyak bercampur dengan cairan orgasme Bu Aida. Bibir vagina Bu Aida terlihat sembab merah akibat benturan dan gesekan keras batang penis Pak Darno.  “Ooohh…Tiara…kamu…aaahhh!!” Bu Aida mendesah lemas mendorong kepala Bu Tiara yang menjilati vaginanya yang basah kuyup itu, namun ia hanya bisa pasrah membiarkan staff admin itu membersihkan vaginanya.  Bu Tiara nampak melahap sperma Pak Darno yang telah bercampur dengan cairan kewanitaan Bu Aida.  

“Weleh…weleh Bu Tiara suka juga ya jilat-jilat ke sesama cewek” sahut Pak Darno yang terkesima bengong memandangi adegan sesama wanita itu.  

“Saya gak mau loh Pak, jangan coba-coba suruh saya bersihin yang Bapak!” kataku bercanda.  “Yeee…amit-amit emangnya bapak cowok apaan? Tak kemplang kalau ada cowok berani megang nih otong” katanya  Selanjutnya ciuman Bu Tiara merambat naik hingga akhirnya mereka berpagutan bibir, keduanya berciuman dan beradu lidah selama beberapa saat.  

“Bu saya pengen di bersihin dong nih!” Pak Darno mendekati mereka dan meraih kepala Bu Tiara, tanpa disuruh lagi, staff admin itu pun melakukan cleaning service terhadap penis Pak Darno.

Aku sendiri tidak mau tidak mau kalah, kuhampiri mereka dan kudekatkan penisku pada wajah Bu Aida.  

“Yang saya yah Bu!” pintaku.  Bu Aida tersenyum kecil lalu meraih penisku, darahku langsung berdesir merasakan lidahnya menjilati batang penisku dengan lihainya. Setelah itu kami ngobrol ringan dan bercanda menikmati saat-saat terakhir sebelum akhirnya mulai berbenah diri.  “Walah udah ampir jam tiga, gak kerasa udah pada bubar dong, mana belum absen lagi?” aku berteriak kaget ketika melihat ke jam tanganku. 

 “Tenang aja! Absennya kan dikasih ke admin, ntar kamu ke kantor aja buat absen …” jawab Bu Tiara dengan santai sambil merapikan rambutnya.  Setelah kembali berpakaian lengkap akhirnya kami pun segera keluar dari tempat ini. Benar saja, semua pertandingan telah usai, hanya tinggal sedikit murid saja di sekolah sedang menanti jemputan. Di luar gerbang sekolah kulihat Bu Aida dijemput sebuah Inova silver, seorang pria kebapakan duduk di kemudi yang pastinya suaminya. Setelah sampai di rumah, aku langsung mandi karena badanku bau keringat dan aroma seks ditambah lagi aroma apek gudang. Rasanya segar sekali setelah mandi air dingin, juga puas sekali setelah berpesta seks di sekolah dengan dua wanita cantik. Nantikan petualangan seruku yang lain. 

CERITA DEWASA | CERITA NIKMAT | CERITA ENAK | KUMPULAN CERITA DEWASA BERGAMBAR LASKARQQ | LASKARCASINO | BANDARQ | BANDAR POKER | BANDAR66 | POKER | DOMINO99

Daftar Sekarang di LaskarQQ!