Sunday, May 31, 2020

Nikmatnya Memek Mama Teman Sendiri


LASKARQQPanggil saja aku Donny, dulu aku mempunyai kelompok belajar yang selalu rutin belajar di salah satu rumah teman kami, Faris. Aku, Faris, Yadi dan Boby. Setiap ada tugas atau akan ulangan kami berempat selalu belajar kelompok sampai menginap, karena pada saat itu, anak kelas satu masuk sekolah pada siang hari.

Temanku yang bernama Faris dari keluarga yang bisa dibilang kaya dibanding teman-teman yang lain. Dia adalah anak kedua dari 2 bersaudara alisa anak ragil. Ayahnya seorang pejabat Depkeu dan ibunya merupakan dokter di salah satu RS ternama di kota S, kami biasanya memanggil dengan sebutan tante Stella. Kalau belajar kami sampi malem otomatis kami bertiga menginap di rumah Faris. Malah kadang kami sering diajak berlibur sama keluarnya Faris.
Rumah Faris terdiri dari dua lantai. Bila Faris sudah tidur di kamarnya yang berada di lantai bawah, kami bertiga sering membicarakan kakaknya yang bernama Mela. Hal yang kami bicarakan tidak lain adalah wajah ayunya serta body seksi yang disertai kulit putih mulus terawat. Tapi anehnya, aku malah tertarik melihat tante Stella, yang usianya kira-kira 40tahun. Bila melihat tante Stella muncullah hasrat fantasi sesku yang membuat darahku berdesir tak menentu. Berhubung tante Stella merupakan ibu kandung dari teman baikku jadi aku hanya bisa berkhayal dan cuma bisa memendam rasa ini, aku tidak berani cerita pada orang lain.
Seluruh anggota kelurga Faris penyuka olahraga, maka setiap minggu selalu diisi dengan kegiatan berolahraga. Terutama olahraga tenis. Kebetulan aku juga mahir dalam bidang tenis, maka aku selalu diajak bermain tenis bersama.
Aku yang dianggap paling jago, maka aku sering dipasangkan dengan tente Stella apabila bermain double. Tante Stella memiliki body yang proporsional dengan tinggi badan sekitar 167cm, pakaian yang dikenakan tante Stella sewaktu bermain tenis memang selalu seksi. Dengan memakai rok pendek serta atasan model tank top. Kami sering berpelukan serta bersentuhan apabila kami memenangkan permainan. Dan itu membuat jantungku berdebar tak menentu serta timbul hasrat sex terhadap tante Stella. Kadang setelah selesai olahraga, aku langsung masturbasi dengan membayangkan wajah dan tubuh tante Stella yang seksi.
Pada waktu malam minggu, karena tak memiliki pacar aku menghabiskan malamku dengan berkeliling kompleks menggunakan mobil papaku sendirian. Semua temanku pada ngapel termasuk Faris. Tepat di depan rumah Faris, entah apa yang terjadi dengan mobil yang kubawa tiba-tiba terbatuk-batuk seperti kehabisan BBM. Padahal waktu itu hujan sangat lebatnya dan SPBU terdekat kira-kira 3km dari lokasi tempat mobilku mogok. Akhirnya aku memutuskan untuk meminjam telpon di rumah Faris untuk menelpon papaku atau siapa saja untuk membantuku membelikan BBM.
Sambil hujan-hujanan aku berlari menuju rumah Faris, begitu sampai diteras rumahnya, terlihat suasananya sepi tak ada mobil atau terdengar suara dari dalam rumah menandakan kalau rumahnya sedang kosong. Meski begitu aku tetap saja mencoba memencet bel rumah 2x, tapi tak lama kemudian terdengar suara dari dalam rumah.
“Ya…siapa?”. Begitu mendengar jawaban itu hatiku langsung berdebar karena aku sangat kenal dengan suara itu
“Donny, tante…maaf tante malem-malem ganggu. Aku kehabisan bensin di depan rumah tante dan berniat mau pinjam telpon untuk menghubungi papa saya” jawabku.
Kemudian terdengar suara langkah menuju pintu dan ketika pintu terbuka tampaklah sesosok wanita setengah baya yang terlihat sangat menawan.
“Donny…malem-malem gini hujan-hujanan, ayo masuk dulu, langsung masuk saja ke kamar Faris utnuk cari baju ganti, terus kalau sudah selesai ke ruang tengah ya biar tante buatin teh anget” kata tante Stella.
Di dalam kamar dan berganti baju, aku masih terbayang tante Stella yang pada waktu malam itu menggunmakan gaun tidur yang tipis yang memperlihatkan tubuh seksinya.
Begitu selesai ganti baju aku langsung menuju ruang tengah seperti yang disuruh tante Stella. Kuminum teh hangat bikinan tente Stella, dan kemudian bertanya padanya,
“Kog sepi tante pada kemana?”
“Om, lagi ke rumah saudaranya yang sedang sakit, sedangkan Mela tadi dijemput pacarnya mau diajak jalan dan Faris kamu tau sendiri donk kemana dia” terang tante Stella.
“Kog tante gak ikut Om?” tnyaku penasaran.
“Kebetulan mbak Minah(pembantu rumah tante Stella) sedang ijin pulang kampung, jadi tante harus jaga rumah deh” jawabnya.
“Oh iya tante, aku mau pinjem telpon jadi lupa nih” kataku.
“Hahahaa…emang kamu lagi mikiran apa kog jadi lupa kalau mau pinjam telpon” kata tante Stella sambil tertawa.
“Hehehee…gak mikir apa-apa kog tante?” jawabku agak malu.
Aku langsung saja menuju ruang keluarga dan segera telpon ke rumahku tapi sama sekali tak ada jawaban. AKu mencobanya berulang kali tetap saja tak ada yang menjawab telponku. Dari belakang tiba-tiba terdengar suara tante Stella,
“Gak diangkat Don?” tanyanya.
“Gak tante, mungkin sudah pada tidur” jawabku.
“Ya udah kamu tunggu Faris aja, sembari nemenin tante” katanya.
“Iya tante” jawabku singkat.
Kemudian tante Stella mengajakku ke duduk di sofa depan TV. Sebelum aku sempat duduk di sofa, tante Stella berkata padaku,
“Oya Don, tolong donk ajarin tante lagunya Cellin Dion yang My Heart Will Go On, jari-jari tante masih kagok untuk berpindah-pindah”
“Kapan tante?” tanyaku.
“Sekarang aja yuk, mumpung kamu disini…” ajaknya.
Kami berdua lalu berjalan menuju piano dan duduk berdampingan di kursi piano yang tidak terlalu besar. Karena aku mengajari perpindahan jari-jari tangan otomatis aku selalu memegang jari tante Stella yang halus dengan kuku yang terawat dengan baik. Detak jantungku terasa makin berdebar apalagi ditambah menghirup bau parfum dari tubuh tante Stella yang membuat batang kontolku jadi mengeras secara perlahan.
“Lhoh Don kenapa suaramu jadi bergetar gitu, kamu kedinginan ya?” tanya tante Stella.
“Gakpap kok tante, aku hanya…” jawabku terpotong.
“Jangan-jangan kamu gak mau ngajarin tante ya? Atau mungkin kamu ada janji malam minggu dengan pacar kamu?” tante tanye Stella penasaran.
“Aku belum punya pacar tante, gak kayak Faris dan yang lainnya” jawabku.
Duduk tante Stella semakin merapat padaku dan tiba-tiba kepalanya bersandar di bahuku dan dia bertanya padaku,
“Don, pernah gak Faris bercerita padamu kalau ayahnya punya istri lagi yang jauh lebih seksi dan muda dari tante, usianya 27tahunan kira-kira”
Mendengar itu aku jadi kaget setengah mati masak sih ayahnya Faris punya istri lagi padahal menurutku tante Stella nyaris sempurna.
“Masak sih tante, kalau aku lihat sih tante sama om mesra-mesraan terus” kataku.
Lagi-lagi duduk tante Stella semakin merapat padaku, tangannya diletakkan diatas pahaku dan dengan tidak sengaja tanganya menyentuh batang kontolku yang sejak tadi makin mengeras saja, tante Stella pun lalu berteriak kecil,
“Ah…”. Tante Stella langsung menatapku yang menunduk malu. Dengan wajah sendu dan sensual dia kembali bertanya padaku,
“Don, jawab jujur yaaah, kamu sudah pernah berhubungan intim belum?”
Dan dengan kaget dan gugup aku menjawab, “Be..be…belum pernah tante”
“Mau gak kalau tante ajarin…sebagai gantinya kamu ngajarin tante main piano” katanya.
Aku tak kuasa menjawab pertanyaan tante Stella tersebut tapi tiba-tiba tente Stella langsung menyosor mulutku secara liar. Lidahnya terus berusaha menjilat seluruh bagian mulutku. Tak hanya itu tangannya pun terus meremas telinga dan rambutku.
“Donny sayang, ayo kita pindah ke kamar aja yuk” ajaknya. Mendengar itu aku semakin kaget bercampur bahagia karena sebentar lagi aku bisa merasakan kehangatan tubuh tante Stella yang sudah lama aku idamkan.
Sesampainya di kamar tante Stella langsung mendorongku ke kasur dan menindih badanku. Selanjutnya tante Stella langsung melucuti baju tidurnya dan terbentanglah toket montok dengan puting kemerahan. Dalm keadaan masih bengong, tiba-tiba tangan tante Stella menarik tanganku dan langsung dibimbingnya ke arah toketnya. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku langsung meremas dengan halus sambil memilin putingnya yang makin tegak dan mengeras.
“Sssthhh…oohhh…terus Don, puasin tante Don…” racaunya. Sadar aku masih memakai baju kemudian tante Stella segera melucuti seluruh pakaianku dan mengelus-elus selakanganku dan mulai meremas lembut batang kontolku.
“Burungmu besar juga ya Don…boleh gak tante jilat?”
“Boleh saja kalau tante mau…”
Dengan beringas tante Stella langsung turun dan mulai mejilati batang kontolku. AKu merasakan kenikmatan yang luar biasa sekali. Tante Stella menjilati dan mengulum kontolku dengan mahir sekali. Kurasakan kepala kontolku sampai menyentuh ujung kerongkongannya. Tak lama kemudian tante Stella merubah posisinya menjadi 69. Terlihatlah suatu pemandangan indah, bulu hitam dengan belahan merah dan segumpal daging merah kecil yang berkilau.
“Ayo jilat memek tante Don” pintanya.
Tanpa sungkan-sungkan dan membantah, langsung saja kuarahkan lidahku untuk menjelajah sambil terus menghirup harumnya kemaluan tante Stella yang bagaikan candu itu.
Usai permainan saling menjilat, tante Stella segera berbaring dan memintaku untuk berdiri sambil tangannya terus menggenggam batang kontolku dan dituntunnya ke arah memeknya.
“Ayo Don, sekarang masukan burungmu ke dalam lubang memekku” pintanya. Tante Stella membimbingku dengan menekan tubuhku hingga batang kontolku menyentuh ke bibir memeknya dan dengan sedikit dorongan akhirnya ” Bleeesss….”
“Aaaahhh….” desah tante Stella memecah kesunyian.
Sambil terus menyodokkan kontolku tak lupa aku meremas-remas toket tante Stella secara bergantian. Tanpa berkata apa-apa, tante Stella tiba-tiba membantingku dan menduduki tubuhku. Dia mulai bergerak turun naik memutar. Aku semakin takjub saja melihat keagresifan tante Stella ini. Untuk mengimbangi permainan tante Stella, kuangkat pinggulku agar kontolku bisa masuk lebih dalam dan tak lupa tanganku terus memilin putingnya. Mulut kami terus meracau dengan kata-kata yang menunjukkan kepuasan, tante Stella memintaku untuk membalikkan badannya ke posisi semula sambil memintaku untuk menyodoknya lebih cepat. Semakin lama kurasakan batang kontolku semakin berdenyut dan memek tante Stella juga kurasakan hal yang sama. Tidak lama kemudian tubuh kami mengejang dan seperti di komando kami berdua berteriak,
“Arrgghhh…aaahhh….oohhh….”
Dari kemaluanku kurasakan keluar cairan nikmat dengan denyut kenikmatan dari dalam memek tante Stella dan kami saling berpelukan erat dengan nafas yang memburu sambil terus menikmati kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata yang baru saja aku raih bersama tante Stella. Wanita yang selama ini menjadi fantasi sex ku.
Usai adegan yang tak mungkin kuhapuskan dari ingatanku, tante Stella bertanya,
“Gimana Don, puas gak? kalau lain waktu kita ulang lagi kamu keberatan gak?”
“Puas banget tante…iya aku mau, kapanpun tante butuh langsung saja kontak aku”
“Makasih ya” katanya sambil mencium mesra pipiku.
Setelah itu aku dan tante kembali berbenah dan kemudian kami berdua duduk di teras menunggu Faris pulang untuk mengantarku mencari bensin.
Usai kejadian itu kami masih terus melakukan hubungan terlarang ini secara sembunyi-sembunyi. Hal ini berakhir ketika aku memutuskan untuk menikah 4 tahun yang lalu.
Tante Stella pun berpesan padaku, “Jangan pernah khianati istrimu, karena tante sudah merasakan bagaimana sakitnya dikhianati suami.”
Dan sampai sekarang kami masih berhubungan baik, bersilaturrahmi dan saling memberi spirit di saat kami merasa jatuh. Aku sangat menghormati hubungan ini, karena pada dasarnya aku sangat menghargai tante Stella sebagai istri dan ibu yang baik

Keuntungan Menjadi Marketing


LASKARQQ - Kisah ini berawal ketika aku sering ditugaskan kantorku keluar kota untuk mengikuti training, melakukan negosiasi dan maintenance pelanggan yang umumnya adalah perusahaan asing . Oh iya, Perkenalkan nama saya Urip, 30 Tahun, berkeluarga dan tinggal di wilayah jakarta timur. Bekasi kali yah lebih tepatnya. Sebetulnya sejauh ini tidak ada yang kurang dengan keluarga dan profesiku sebagai orang marketing. Sebagai tenaga penjual dengan berbagai training yang pernah kuikuti, aku tidak pernah kekurangan teman pria ataupun wanita
Di mata istriku aku adalah seorang suami yang baik, penuh perhatian dan selalu pulang cepat ke rumah. Namun di balik itu, sebuah kebiasaan, yang entah ini sudah kebablasan, aku masih suka iseng. iseng dalam arti awalnya cuma ingin memastikan bahwa ilmu marketing ternyata bisa diterapkan dalam mencari apapaun termasuk teman cewek. Marketing menurutku bersaudara dengan rayu merayu customer, yah si cewek tadi juga bisa tergolong customer. Anyway, Jenni adalah orang kesekian yang masuk perangkap ilmu marketing versi 02 (versi 01 adalah customer beneran).
Jenni gadis berkulit putih berumur 23 tahun, lulusan univ ternama, tinggi 167, berat 50, (buset, kapan gue ngukurnya ya). Ukuran bra gak hapal, karena sebetulnya aku lebih terkonsentrasi dengan yang di balik bra itu. Mojang Bandung ini kukenal dalam sebuah training di Puncak, Bogor. Dia dari sebuah perusahaan Periklanan di seputaran Sudirman Jakarta dan aku dari perusahaan konsultan Manajemen di sekitar Casablanca, juga di Jakarta.
“Hai Jenni, tadi kulihat kamu ngantuk ya?” kataku ketika rehat kopi sore itu di sebuah training yang kuikuti.“iya nih, gue ngejar deadline 2 hari dan boss langsung nyuruh ke training ini” katanya.“Kemari dengan siapa?” kataku menyelidik“Sendiri.., kenapa, elo diantar ama bini ya?” Buset dah ketahuan nih gue udah punya bini.“Ah, enggak, gue sama Remi.. tuh..” kataku sambil menunjuk Remi yang sedang asyik ngobrol dengan peserta lain.“Lo sendiri kok gak ngantuk sih?”“Gimana bisa ngantuk sebelah gue ada cewe cakep, hehehe..”“Ah, masa? Siapa?” Ye, pura pura dia, pikirku.“itu tuh, yang tadi ngantuk..”
“Ah, sialan lo..” sambil tangannya mencubit lenganku. Usai sesi yang melelahkan sore itu, kami kembali ke kamar masing masing.
Aku antar dia sampai pintu kamarnya dan janjian ngobrol lagi sambil makan malam.
“Hmm..elo kok nggak bawa jaket Jen?” kataku ketika dia kulihat agak meringkuk kedinginan di meja makan.“iya nih, buru buru.. kelupaan”“Aku masih punya satu di kamar, biar aku ambilkan”“Oh, gak usah Urip.. toh cuma sebentar..” Tapi aku keburu pergi dan mengambilkan baju hangatku untuknya.“Thanks, Urip.. elo emang temen yang baik” katanya sambil mengenakan sweater. Aku membayangkan seandainya aku jadi sweaternya. Usai makan nampaknya dia buru buru ingin masuk ke kamar.
Jenni tidak menolak ketika aku menawarkan mengantarkannya. Di depan pintu kamar dia malah menawarkan aku masuk, pengen ngobrol katanya. Alamak, pucuk dicinta ulam tiba. Aku pura pura lihat jam. Masih jam besar 20.15.
“Lain kali aja deh, gak enak kan ntar apa kata teman teman” kataku agak nervous tapi dalam hati aku berdoa, mudah mudahan dia tidak basa basi.“Cuek aja Urip, kita kan ada tugas bikin outline..” Memang kebetulan aku dan Jenni satu group dengan 3 orang lainnya, tetapi tugas itu sebetulnya bisa dikerjakan besok siang. Akhirnya aku masuk, duduk di kursi.
Jenni menyetel TV lalu naik ke ranjang dan dengan santai duduk bersila.
“Gimana Jen, kamu udah punya gambaran tentang tugas besok?” kataku basa basi.“Belum tuh, males ah ngomongin tugas, mending ngobrol yang lain saja” Horee.. aku bersorak, pasti dia mau curhat nih. Bener juga.“Urip, gue jadi inget cowok gue yang perhatian kayak elo..sama bini elo juga begitu ya?”“Yah, Jenni.. biasa sajalah, sama siapa siapa juga orang marketing harus baik dong, apa lagi sama cewe kayak elo.. hehehe..”“Tapi gue akhirnya mengerti kalau cowo perhatian itu gak hanya sama satu cewe, tul gak sih?”“Tergantung dong Jen, buktinya gue punya bini satu, hahaha..”“Tapi kayaknya elo juga punya cewe lain.. ya kan?”“Kok tau sih?” kataku pelan.
Aku jadi ingat Dewi mahasiswi yang minta bantuanku menyelesaikan skripsinya dan akhirnya bisa tidur dengannya. Tapi sungguh, aku tidak merusaknya karena aku mengenalnya dengan cara baik baik dan dia tetap virgin sampai akhirnya menikah.
“Stereotip saja, berbanding lurus dengan keramahan dan perhatiannya” katanya lagi dengan senyum yang genit. “Kenapa emang Jen, elo lagi ada masalah dengan cowo lo yang ramah itu?”“Justru itu Urip, gue lagi mikir mau putus sama dia. Eh, sori kok malah curhat..”“Santai aja Jen, setiap orang punya masalah dan banyak cara menghadapinya” kataku seolah psikolog kawakan.“Gue melihat dia jalan ama temen gue, dan kepergok di kosan temen gue itu”
“Trus?”
“Gue gak bisa maafin dia..”“Ya, sudah mungkin kamu masih emosi saja, santai saja dulu masih banyak pekerjaan. Toh kalau jodoh dia pasti pulang ke pangkuanmu..” kataku.“Kadang gue pengen balas aja, selingkuh sama yang lain, biar impas..”“Hmm.. tapi itu kan gak menyelesaikan?”“Biar puas aja..” Tiba tiba dia menangis.
Wah gawat nih, pikirku. Aku mendekat dan berusaha membujuknya. Lalu entah bagaimana ceritanya aku sudah memeluknya.
“An, jangan nangis, entar orang orang pada dengar” Bukannya mereda, tangisnya malah makin keras. Kudekap dia sehingga tangisnya teredam di dadaku. Jantungku berdebar tak karuan.
Telunjukku menyeka air matanya. Kupandangi wajahnya. Bodoh amat nih cowoknya, cewe cakep begini kok disia siakan pikirku. Dan tanpa sadar aku mencium pipinya, dia melihatku dengan mata sayu lalu tiba tiba Jenni membalas dengan kecupan di bibir. Wah, seperti keinginan gue nih, pikirku dalam hati.
Dan seperti kehilangan kontrol akupun membalas menghisap bibir mungil yang harum dan merekah itu. Jenni membalas tidak kalah hotnya. Napasnya terengah engah tanda napsunya mulai naik. Dengan lembut kutidurkan dia. Dan dengan lembut pula tanpa kata kata, dari balik sweater aku sentuh kedua bukit kembar menantang itu. Jenni mendesis desis.
“Terus rip, perhatian elo bikin gue jadi wanita..”“Tenang sayang, wanita seperti kamu memang pantas diperhatikan.. hmm?” Seperti minta persetujuannya, perlahan aku angkat sweater dan tshirtnya.
Sekarang kedua bukit kembarnya terbuka. Buset dah, putingnya sudah menonjol keras dan tak ada waktu lagi untuk tidak menyedotnya. Aku memang paling hobby menetek dan menghisap benda terindah di dunia ini. Jenni terus mendesis desis. Tangannya juga sudah menggenggam senjataku yang mulai mengeras.
“Uh.. ahh.. uh..”“Jenni.. tubuhmu indah sekali..” Kataku memuji seperti halnya memberi pujian kepada customer perusahaanku.“Ayo, Urip.. jangan dilihat saja, aku rela kamu apakah saja..”“iya, sayang..” kataku, sambil tanganku merogoh bagian depan celana jeans nya.
Tangannya membantu membuka resletting dan dengan cepat Jenni sudah terlihat dengan CD warna kremnya. Hmm, seksi sekali anak ini, pikirku. 
Hmm..dari balik CD-nya terlihat bulu bulu halus dan hitam legam. Uh, aku sudah tidak sabar lagi namun dengan tenang aku mengelusnya dari luar. Jenni menggelinjang, matanya terlihat saya menahan gejolak. Perlahan kuturunkan CD-nya. Uh, sodara sodara, tercium aroma yang sangat kukenal, dia pasti merawat benda yang paling dicari semua laki laki ini dengan baik.
“Jenni.. boleh aku cium?” bisikku pelan.
Jenni mengangguk lemah dan tersenyum. Perlahan Jenni merenggangkan kedua kakinya. Pasrah. Dengan kedua jariku, kubuka vaginanya dan terlihat klitorisnya yang merah merekah. Basah. Sungguh indah dan harum. Kujulurkan lidahku di sekitar pahanya sebelum mencapai klitorisnya. Jenni mendesis desis dan mulai meracau dan terlihat seksi sekali.
“Ayo, Urip.. jangan buat gue tersiksa.. terus ke tengah sayang..” Aku malah menjilat bagian pusernya membuat dia uringan uringan dan makin bernafsu. Bermain sex memang perlu teknik dan kesabaran tinggi yang membuat wanita merasa di awang awang.
“Urip.. gila lo, ke bawah sayang.. please..”“Hmm.. iya nih, gue emang udah gila melihat memek yang indah ini sayang” kataku terengah engah.
Akhirnya lidahku hinggap di klitorisnya. Kusibak dengan lembut rimbunan hutan yang sudah becek itu. Kuhirup cairan yang meleleh di sela selanya. Kelentitnya kuhisap seperti menghisap permen karet. Akibatnya pantatnya terangkat tinggi dan Jenni menjerit nikmat. Lidahku terus merojok sampai ke dalam dalamnya. Kuangkat pantatnya dan kupandangi, lalu kusedot lagi. Jenni berteriak teriak nikmat. Aku jadi kuatir kalau suaranya sampai keluar. Kupindahkan bibirku ke bibirnya.
“Tenang sayang, perang baru dimulai..” Kataku berbisik. ia mengangguk dan perlahan aku putar posisi menjadi 69. Posisi yang paling aku sukai karena dengan demikian seluruh isi memeknya terlihat indah. Batangku juga sudah terbenam di bibirnya yang mungil dan terasa hangat serta nikmat sekali. Kutahan agar aku tidak meletus duluan.
“Punya kamu enak Urip..” Pujinya layaknya memuji Customer.“iya, sayang punya kamu lebih enak dan baguss sekali..” kataku terengah engah.“Uh, becek sayang..” Aku lanjutkan menjilat seluruh permukaan memeknya dari bawah.
Uh, benar pemirsa, siapa tahan melihat barang bagus dan cantik ini. Yang luar biasa, aku yakin dia masih perawan. Bentuk kemaluannya menggelembung dan benar benar seperti belum pernah tersentuh benda tumpul lain.
“Jenni.. kamu masih perawan sayang..”“iya, Urip.. gue belum pernah..”
“iya, kamu harus jaga sampai kamu menikah..”
“Gue gak tahan Urip, cepetan sayang..” Sungguh, meski banyak kesempatan aku belum pernah berpikir memerawani cewek baik seperti Jenni ini, kecuali istriku. Wanita yang kutahu sedang stress dan sedang mencari pelarian sesaat ini harus ditenangkan. Akan buruk akibatnya ketika dia sadar bahwa keperawanannya diberikan kepada orang lain yang bukan suaminya. Aku percaya jika sudah mencapai orgasme dia justru akan berterima kasih dan menginginkannya lagi. Kembali kujelajahi kemaluannya. Cepat cepat aku jilat berulang ulang klitorisnya.
Dan sodara pemirsa, apa kataku, pantatnya tiba tiba menekan keras wajahku dan mengejang beberapa kali..lalu mengendur.
“Uuhh.. gue nyampe Uripn.. aahh.. uhh.. uhh..” Masih dalam posisi 69, Jenni terdiam sesaat, kulihat kemaluannya masih merekah merah.
Perlahan ia mulai bangkit dan mengecup bibirku.
“Sorry sayang, gue duluan..”“No problem Jenni.. kamu merasa mendingan?” ia mengangguk, memelukku dan mencium bibirku.“Terima kasih Urip, elo emang hebat..”“iya nih, Jenn, gue minta maaf jadi telanjur begini..”
“Gak Papa kok, gue juga senang..” Kami mengobrol sebentar namun tangannya masih menyentuh nyentuh batangku. ia mengambilkanku minuman dan menyorongkan gelas ke bibirku. Ketika tegukan terakhir habis, bibirku perlahan mengulum bibirnya. Putingnya mulai mengeras dan aku mulai aksi sedot menyedot seperti bayi. Jenni kembali menggelinjang.
Aku bisikkan perlahan, “Jenni.. gue pengen menggendong kamu sayang”.
“Hmm..mulai nakal ya..” katanya dan merentangkan tangannya. Aku peluk dan angkat dia lalu kusenderkan ke dinding dekat meja rias. Dari balik cermin kulihat pantatnya yang montok dan mulus itu, membuat gairahku meledak ledak. Dengan posisi berdiri, tubuhnya sungguh seksi. Aku perhatikan dari atas ke bawah, sungguh proporsional tubuhnya. Segera kusedot putingnya dan jariku sebelah kiri segera mengelus rimbunan hutan lebatnya. Basah, hmm..dia mulai naik lagi. Kelentitnya kupilin pilin pelan dan Jenni mendesis seperti ular. Making love sambil berdiri adalah posisi favoritku selain 69. Perlahan sebelah kakinya kuangkat ke kursi pendek meja rias dan terlihatlah belahan memeknya yang merah merekah, indah dan seksi sekali Kuturunkan kepalaku dan segera kutelusuri paha bawahnya dengan lidahku. Dari bawah aku lihat wajahnya mendongak ke atas menahankan nikmat. Sungguh saat itu Jenni kelihatan sangat seksi. Sebelum lidahku mencapai kelentitnya, aku sibakkan klitorisnya dengan kedua ibu jari.
Hmm.. sungguh harum.
“Cepat Urip.. gue udah gak tahan.. jilat sayang.. jilat..” Benar benar nikmat melihatnya tersiksa, namun sebetulnya aku lebih tersiksa lagi karena batangku sudah mengeras bagaikan batu. Aku nyaris tak bisa menahan klimaks, namun aku harus membuatnya orgasme untuk kedua kalinya. Benar saja, begitu lidahku menyedot klitorisnya, Jenni langsung mengejang dan berteriak pertanda orgasme. Kusedot habis cairannya. Luar biasa, aku menikmati ekspresinya ketika mencapai orgasme dan itu jugalah puncak orgasmeku. Cepat aku berdiri dan aku tekan batangku ke sela sela pahanya dan seketika muncratlah semua. crott.. crott..! Wuahh.. “Oh Urip, kita keluar bersamaan sayang..”
“iya, enak banget Jen.. elo membuat gue gila..”“Sama.., gue berterima kasih elo menjaga gue..”
“Gue sayang kamu Jen..” 
Pemirsa, begitulah ceritanya. Tak selamanya seks harus membobol gawang. Setelah kejadian itu Jenni makin ketagihan. Dia sangat terkesan bisa mencapai orgasme tanpa merusak keperawanannya. Dia juga menyukai posisi 69 dan posisi berdiri yang bisa mirip 69. Kadang kadang aku datang ke kantornya dan hanya dengan mengangkat roknya aku menjelajahi area area sensitifnya secara cepat dan efisien. Dan pada saat yang sama aku juga mencapai orgasme.

Saturday, May 30, 2020

Perampokan Berujung Kenikmatan


LASKARQQSebuah perampokan di bank membawa pengalaman baru bagi istri seorang pengusaha. Suaminya menganggap itu kejadian musibah biasa, tapi sang istri menyimpan itu sebagai suatu rahasia. Diikat menjadi satu dengan Satpam bank akhirnya membawa sensasi luar biasa.

Perampokan bersenjata di bank siang itu membawa pengalaman traumatik bagi Farhan Hendrawan (35), seorang pengusaha mutiara. Siang itu ia bersama istrinya Sophie (30) berada dalam bank tersebut untuk sebuah transaksi keuangan perusahaan mereka.
Suasana bank cukup ramai, bersama para nasabah lainnya Farhandan Sophie mengantri menunggu layanan kasir. Tiga kasir bank sibuk melayani nasabah, satu persatu.
Lima orang lelaki perbusana serba hitam ditutup jaket kulit hitam tiba-tiba masuk ke ruang tunggu dan langsung mengeluarkan senjata api jenis pistol dan sebuah laras panjang.
Jangan ada yang bergerak.. semuanya diam, jangan membuat tindakan ceroboh atau kepala kalian akan pecah, teriak seorang lelaki yang memimpin.
 Ini perampokan, pikir Farhan. Suasana sempat kacau penuh teriakan dan para nasabah berhamburan, Farhan mengikuti beberapa nasabah yang lari ke lantai dua.
Kawanan rampok itu kemudian menyebar, dua orang masuk ke sisi kasir, sedangkan tiga lainnya sibuk mengacungkan senjata ke nasabah. Seorang lainnya mengejar nasabah yang lari ke lantai dua.
Farhan dan enam nasabah dilantai dua tak berkutik ditodong senjata, mulit mereka ditempel lakban, sementara para nasabah di lantai dasar juga sudah sepi tak berani bersuara.
Kawanan rampok mengikat para nasabah. Ada yang tiga menjadi satu, ada yang dua menjadi satu, dan semua mulut mereka ditempel lakban.
Dari balkon dalam lantai dua, bisa melihat semua di lantai satu, tapi ia mendadak khawatir karena tidak melihat Sophie istrinya.
Seorang perampok menjaga di pintu, satpam yang berjaga di meja dalam juga tidak terlihat, hanya pakaiannya tergeletak di lantai, mungkin ia ditelanjangi rampok.
Dua kawanan rampok naik ke lantai dua untuk memeriksa letak brangkas diantar seorang wanita kasir yang ditodong pistol.
Farhan mencoba bergeser ke ujung balkon, ia mencari Sophie. Farhan lega, ternyata Sophie berada di sebuah lorong sempit menuju toilet. Farhan meihatnya terikat menjadi satu dengan seorang lelaki tegap, ia pasti satpam bank, karena hanya mengenakan celana kolor dan kaos dalam.
Tubuh Sophie dan satpam itu terikat menyatu berhadapan dilakban melingkar dibagian pinggang dan dada. Tangan mereka juga diikat lakban ke belakang. Keduanya berbaring dilorong menyamping berhadapan, mulut masing-masing juga tertutup lakban.
Dalam suasana tegang itu, Farhan melihat satpam dan Sophie terus berusaha melepas ikatan mereka dengan cara bergerak terus bersamaan untuk melonggarkan lilitan lakban.
Perampokan berjalan hampir satu jam, sampai akhirnya kawanan rampok berhasil kabur membawa jarahannya. Farhan bersyukur, Sophie dan satpam bank akhirnya terlepas dari ikatan. Si satpam kemudian membantu nasabah lainnya sementara Sophie membuak ikatan Aris.
Untung kita nggak diapa-apakan ya ma.., kata Farhan merangkul istrinya. Mereka kemudian pulang.
Bagi Sophie, perampokan di bank itu menimbulkan trauma sesaat tetapi berakhir dengan sensasi seks yang selama ini tak pernah ia bayangkan.
Terikat di lorong sempit dengan tubuh berdempetan berhadapan dengan lelaki lain membuat Sophie risih bukan kepalang, apalagi si lelaki hanya mengenakan kaos dalam dan celana kolor. Tapi perasaan itu terkubur lantaran takut yang dirasakannya melihat kawanan rampok bersenjata itu.
Sekitar tiga menit berbaring berhadapan seperti itu, Sophie melihat lelaki di depannya berhasil membuka lakban di mulutnya setelah beruang keras mendorong lakban itu dengan lidahnya.
Tenang bu.. saya Partodi satpam di bank ini. Maaf pakaian saya tadi dilucuti rampok. Sepertinya sekarang mereka sedang membongkar brangkas dan tak mungkin kembali ke mari, ayo kita berusaha lepaskan ikatan ini bersama ya.., kata satpam Partodi. Sophie mengangguk saja dan berharap upaya mereka berhasil.
Partodi kemudian melepaskan lakban di mulut Sophie dengan cara menggigit sisi lakban dan menariknya. Sophie sempat terpekik merasakan perih bibirnya tertarik rekatan lakban, tapi kemudian berusaha tenang.
Terus bagaimana caranya,” tanya Sophie menanyakan cara mereka melepaskan ikatan lakban di tubuh. Sepertinya sulit karena masing-masing tangan mereka terikat ke belakang dililit lakban, sementara lakban lainnya melilit rapat menyatukan bagian pinggang, perut mereka berdempetan.
Partodi lalu menjelaskan pada Sophie bahwa sifat karet pada lakban dapat digunakan sebagai kesempatan mereka lolos dari ikatan. Caranya dengan terus bergerak agar lakban menjadi molor dan longar elastis.
Kita masih punya kaki yang bebas bu. Saya akan membalik badan dan ibu harus berusaha berposisi di atas saya. Setelah itu kaki ibu bisa menjejak lantai mendorong ke arah atas tubuh saya mungkin akan berhasil, kata Partodi. Ia segera mengubah posisi mereka dari yang sebelumnya berbaring miring berhadapan, menjadi saling tindih, Sophie berada di atas. Ini dilakukan Partodi agar Sophie tidak merasa berat jika Partodi yang berada di atas, sebab bobot Partodi yang tinggi besar tentu akan menyesah Sophie bila tertindih.
Posisi Sophie sudah di atas tubuh Partodi. Ia menuruti perintah Partodi dan mulai menggerakan badannya ke arah atas tubuh Partodi dengan menjejakkan kaki di lantai. Tapi rok span yang dikenakannya menghalangi usaha Sophie menjejakkan kaki secara maksimal mekantai, sebab ia harus lebih mengangkangkan kakinya agar bisa melewati kaki Partodi di bawah kakinya.
Sophie terus berupaya dan akhirnya ia bisa mengangkangkan kaki lebih lebar, akibat gesekan tubuh mereka, rok Sophie naik sampai bongkahan pantatnya terlihat. Tapi tak apa, pikir Sophie, demi usahanya menjejak kaki ke lantai. Lagi pula Partodi tak mungkin melihat pantatnya karena ia berada di bawah Sophie.
Terus goyang bu.. sudah mulai longgar ikatannya, Partodi berbisik pada Sophie. Entah mengapa kata-kata goyang yang dibisikan Partodi membuat Sophie risih. Ia baru sadar gerakannya berusaha melepas ikatan terkesan menjadi gerakan yang erotis.
Ia juga baru sadar kalau sejak tadi payudara 36Dnya terus menggerus dada Partodi, dan gerakan demi gerakan yang menimbulkan gesekan di tubuh keduanya mulai mempengaruhi libido Sophie.
Astaga.., bang Partodi. Apa ini..? kok terasa keras.. Tolong bang, abang nggak boleh terangsang.. ini dalam perampokan.., Sophie berbisik balik ke Partodi saat merasakan sesuatu benda mengeras hangat terasa di bawah pusar Sophie. Penis Partodi rupanya ereksi setelah beberapa lama merasakan gesekan tubuh Sophie.
Oh.. ehh.. maaf bu.. saya sudah berusaha untuk mengabaikan rasanya tapi gesekan-gesekan itu mengalahkan pikiran saya bu. Maaf bu.. tapi saya pikir ini alami bagi lelaki, yang terpenting sekarang kita harus terus berusaha melepas ikatan ini bu.. sebelum perampok itu kembali ke mari, Partodi agak gugup dan malu menyadari Sophie mengetahui penisnya mulai bangun.
Ya sudah.. nggak apa-apa, asal bang Partodi jangan macam-macam ya.., kata Sophie. Ia sadar tak bisa menyalahkan Partodi. Dan lagi benar apa Partodi bahwa itu sangat alami dan Sophie juga merasakan hal yang sama, ada kenikmatan menjalari tubuhnya setiap kali gerakan bergesek ia lakukan.
Pikirnya, perampokan bank yang menyebabkan mereka berdua berada dalam posisi terikat seperti itu, dan mereka harus bersama kompak melepaskan ikatan tersebut.
Sophie kembali memusatkan pikirannya pada upaya melepaskan lakban. Ia kembali menggerakan tubuhnya menggesek tubuh Partodi dari atas ke bawah dan sebaliknya dari bawah ke atas, agar ikatan lakban melonggar. Upayanya cukup berhasil, kini jarak gesekan sudah bisa lebih jauh menandakan lakban mulai longgar elastis.
Bagian perut Sophie sudah bisa menjangkau perut Partodi bagian atas, Sophie berusaha terus menjejak lantai agar tubuhnya terdorong naik lebih jauh.
Ehmm bu.. coba lagi ke bawah.. terus dorong lagi ke atas.. sudah mulai longgar lakbannya..,” suara Partodi semakin parau. Tubuh Sophie yang terdorong ke atas membuat penis Partodi kehilangan sentuhan, sebab selangkangan Sophie kini sudah diatas melewati ujung penisnya.
Sophie setuju dengan Partodi, mungkin gerakan harus kembali ke bawah lalu kembali lagi ke atas sehingga ikatan lakban makin molor elastis.
Tapi gerakan ke bawah yang dilakukan Sophie justru membuat keadaan mereka berdua berubah. Pikiran masing-masing milau terpecah antara kenikmatan yang mulai dirasakan atau upaya melepas lakban.
Enghhh..,” Sophie melenguh kecil. Ia merasakan ujung penis Partodi menyentuh CD yang dipakainya. Panis Partodi yang sudah sangat tegang terdoring keluar dari balik celana kolornya, lantaran gesekan membuat kolornya melorot. Kini, setiap gerakan Krsitin membuat koneksi ujung penis Partodi kian terasa mendorong-dorong CD Sophie. Rasa nikmat kekenyalan itu terasa semakin sering di bibir vagina Sophie yang terhalang CD.
Sophie terus berupaya memecah pikirannya agar tetap konssntrasi beregerak demi melepas ikatan lakban, tapi semakin bergerak dan semakin gesekan terjadi membuah gairah seksualnya terdongkrak naik. Lama-lama ia merasakan Cdnya membasah oleh cairan vaginannya sendiri. Apalagi, dari bawah Partodi juga terus bergerak berusaha melepaskan ikatan lakban ditanganya yang tertindih ke belakang. Hal ini membuat erotisme tersendiri dirasakan Sophie.
Enghh.. ahhss.., Sophie mendesah dan menghentikan gerakannya. Ia menyadari kini posisi sudah sangat gawat. Gerakan-gerakannya justru mengantar ujung penis Partodi mengakses bibir vaginanya lewat sisi kiri CD-nya. Sophie merasakan kepala penis Partodi sudah berada tepat di tengah bibir vaginanya yang basah dan sudah tidak terhalang CD yang kini melenceng ke samping.
Hmm.. bu, kenapa berhenti.. sudah hampir lepas ikatannya nih.., Partodi terus bergerak berusaha melepas ikatan tangannya. Tapi ia juga merasakan penisnya sudah menyentuh kulit vagina Sophie secara langsung, karena sisi CD Sophie yang membasah tergeser ke samping.
Sophie berusaha mengembalikan konsentrasinya, dan berusaha menjejak kaki ke lantai agar tubuhnya naik dan vaginanya menjauh dari penis Partodi. Namun upayanya gagal, kini ikatan lakban justru mengancing posisi itu, Sophie tak mungkin naik, hanya bisa turun ke bawah beberapa kali lalu naik lagi setelah ikatan melonggar kembali.
Sophie mulai putus asa. Ia harus bisa lebih cepat melepaskan ikatan lakban itu sebelum penis Partodi mengakses lebih jauh vaginanya. Pikiran sadarnya masih berjalan dan menyadari sesaat lagi ia akan disetubuhi Partodi, dalam keadaan terpaksa begitu.
Konsentrasi Sophie gagal. Gerakan Partodi dari bawah membuat kepala penisnya mulai masuk membelah bibir vagina Sophie.
Ough.., Partodi tak kuasa menahan desah kenikmatan merasakan kepala penisnya menguak bibir vagina Sophie. Ia terus bergerak berusaha melepas ikatan ditangannya yang tertindih tubuh, tapi setiap gerakannya membuat kepala penisnya mulai bermain keluar masuk di bibir vagina Sophie.
Hal itu memberi sensasi kenikmatan pada Sophie, ia masih berusaha diam diatas tubuh Partodi sampai ada kesempatan menjejak kaki agar vaginanya menjauh dari penis Partodi. Sophie akhirnya berspekulasi. Sekali gerakan ke bawah, lalu sekuat tenaga menjejak kaki ke lantai tentu akan membantunya menjauhkan vaginanya dari penis Partodi.
Enghhsshh.. ahh.., bang jangan gerak duluhh.. ini nggak boleh terjadi bang, saya wanita bersuami dan abang pasti sudah beristri kan?.” kata Sophie, wajahnya bersemu merah. Tubuh dan wajah Sophie serta kulitnya yang putih mirip dengan artis Mona Ratuliu.
Iya bu.. saya juga pikir begitu. Tapi bagaimana lagi, posisi kita sulit berubah selama ikatan ini.., jawab Partodi, ia juga menjadi serba salah dengan posisi itu.
Oke bang.. sekarang gini aja.. saya akan bergerak turun, dan mungkin itu akan terjadi.. anu abang bisa masuk ke anu saya.. tapi itu hanya sekali ya, dan saya akan mendorong ke atas membuatnya lepas lagi. Setelah itu kita konsentrasi lagi untuk melepas lakban sialan ini..,” kata Sophie dengan nafas berat.
Iya.. iya. Terserah ibu. Tapi tolong saya jangan dilaporkan ke atasan saya apalagi polisi bu. Kalau kontol saya masuk ke pepek ibu.. nanti saya dibilang memperkosa,” Partodi polos ketakutan.
Hnnggaak bang.. ini kan karena perampokan sialan itu, jadi bukan salah saya atau abang.. kita sama-sama berusaha keluar dari masalah ini kok.. sekarang abang diam ya.. saya akan berusaha. Ehmm… enghhmmmpp… ahssstt banngghh… ahhhkksss,” Sophie mengerakan tubuhnya bergeser ke bawah. Gerakan itu membuat bibir vaginanya yang sudah menjepit ujung penis Partodi menelan setengah penis itu.
Partodi agak hitam kulitnya, tapi wajahnya manis seperti artis Anjasmara, dan badannya kekar. Penis Partodi dirasakan Sophie lebih besar dan padat dari penis Farhansuaminya. Sophie merasakan sensasi nikmat saat kepala penis Partodi terbenam di vaginanya.
Ayo bu.. dorong lagi ke atas biar lepas, Partodi khawatir karena kini penisnya sudah mulai menyetubuhi Sophie.
Iya bang.. hmmmpphh aahhss… banghhsss.. emmpphh.. ahssss,” Sophie berusaha menjejak kaki ke lantai agar tuuhnya terdorong ke atas dan penis itu lepas dari vaginanya, tapi keadaan tak berubah, ikatan lakban mengancing bagian pinggang mereka membuat Sophie tak mungkin menaikkan tubuhnya.
Akhhss.. bangghh.. gimana inihh.. ahsss..,” Sophie kembali diam tak bergerak, separuh penis Partodi yang dirasanya mebuat nafasnya semakin berat.
Oke.. sekarang ibu diam saya biar tidak semakin masuk kontol saya. Saya akan berusaha melepas ikatan tangan saya bu.. engghhh,” Partodi mengangkat pinggulnya dan pantatnya menjauh dari lantai agar tangannya bisa bergerak bebas, lalu berusaha melepas dua tangannya dari ikatan lakban. Peluh sudah membasahi tubuh keduanya.
Partodi melakukan itu beberapa kali. Pinggul dan pantatnya yang terangkat menjauh dari lantai membuat akses penisnya masuk lebih dalam ke vagina Sophie. Sophie sudah pecah konsentrasi, kini pikirannya hanya merasakan kenikmatan separuh penis Partodi yang keluar masuk perlahan ke vaginanya mengikuti gerakan pinggul Partodi.
Akhhss bangghhss ouhh.. akhhh.. ahkkk… enghhhmm,” Sophie semakin mendesah, kini pinggul Sophie melayani gerakan Partodi, ia malah berusaha agar penis Partodi terasa lebih dalam di vaginanya.
Tangan Partodi sudah terlepas dari ikatan dan kini bebas. Tapi libido yang sudah tinggi membuat Partodi bukannya melepaskan ikatan lakban di pinggang mereka, ia justru membuak kancing-kancing baju Sophie dan meremasi payudara Sophie.
Emmphhh… banghhsss emmphhhhsss, Sophie semakin hilang kendali diperlakukan seperti itu, kini bibirnya menyambut bibir Partodi, mereka berkecupan sangat dalam dan cukup lama.
Partodi meloloskan susu Sophie dari Bra-nya dan mulai menghisapi payudara Sophie, lalu kedua tangannya mengarah ke bawah dan mengamit sisi CD Sophie agar penisnya mengakses jauh vagina Sophie. Saat itu penisnya sudah bisa masuk utuh ke vagina Sophie, tangannya menekan dan meremasi pantan Sophie membuat Sophie semakin mendesis.
Ouhgg.. ahhgg.. bu.., tangan saya sudah lepas.. kita bebasin dulu ikatannya atau bagaimana? ouhgg,” Partodi bertanya sambil menahan kenikmatan digenjot Sophie. Ya pinggul Sophie sudah cukup lama menggenjot Partodi membuat penis Partodi bebas keluar masuk ke vagina Sophie.
Akhh banghh… sshh.. terserah abanghhh sekaranghhh.. ouhss..,” Sophie sudah sangat melayang merasakan kenikmatan penis Partodi, apalagi rangsangan Partodi secara liar di payudaranya membuatnya semakin hilang kendali.
Baik buhh.. akhh.. kalau begituhh kita tuntaskan duluh.. ouhsss.., Partodi kemudian melepaskan ikatan tangan Sophie tapi membiarkan ikatan di pinnggang mereka tetap seperti semula.
Iyaahh banghh.. terusinnn duluhh… akhhsss.. ouhh…,” tangan Sophie yang sudah bebas langsung merangkul leher Partodi dan keduanya kembali saling berpagutan, sementara gerakan pinggul Sophie semakin liar.
Masih disatukan dengan ikatan di pinggang, Partodi membalik tubuh Sophie sehingga kini Sophie ditindihnya. Ia lalu menggenjot pantatnya membuat penisnya membobol vagina Sophie secara utuh. Cairan vagina Sophie menimbulkan bunyi kecilpakan setiap kali berbenturan dengan pangkal penis Partodi.
Sophie merasakan gerakan Partodi makin keras dan makin cepat mengakses vaginanya, kenimatan mulai memuncak di klitorisnya seolah mengumpul panas hingga bongkahan pantatnya. Ia mengimbangi gerakan Partodi dengan menggoyang pinggulnya.
Oughh.. banghhhss… akhhsss.. sayaahhh banhgg… akhhhsss say..ah.. sampaaiiihhh bangghhsss… ouhhhggg…,” Sophie merasakan klimaksnya memuncak, pertahanannya bobol dihantam penis Partodi yang terus menerus menghujam. Tubuhnya menegang merasakan kontraksi otot vaginanya berkedutan intens mengantar kenimatan puncak.
Aghh… ahhh… yehh… buhhh… akhhsss uhhh…mmmpphhh..,” Partodi membenamkan seluruh penisnya ke vagina Sophie dan melepas spermanya menyembur dinding rahim Sophie sambil bibirnya langsung melumat bibir Sophie. Tubuh keduanya seakan menegang bersamaan mencapi klimaks seksual.
Beberapa saat setelah itu, Partodi lalu melapas iakatan lakban yang menyatukan pingang mereka. Mereka berdua lalu merapihkan busana masing-masing. Perampokan baru saja usai, dan kawanan perampok sudah meninggalkan bank dengan barang jarahannya.
Emm.. bu.. maafkan atas yang bausn terjadi bu. Saya hilaf… engg..,”
Sudah.. sudah bang. Lupakan saja ya.. saya juga hilaf..,” Sophie memotong pembicaraan Partodi. Keduanya lalu berkenalan lebih jauh dan berjanji untuk sama-sama menyimpan kejadian itu hanya di antara mereka berdua.
Keduanya lalu berpisah, Partodi menolong membebaskan nasabah bank di ruang tunggu, sementara Sophie mencari Farhansuaminya yang terikat di lantai dua. Sophie menjaga rahasia bahwa apa yang dilihat Farhandari lantai dua tak seperti yang sesungguhnya terjadi dan dinikmati olehnya.(Tamat)

Daftar Sekarang di LaskarQQ!